BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,-Wali Kota Bandung
Oded M Danial mengatakan, seperti diketahui perkembangan teknologi komunikasi
sangat cepat dan era Industri 4.0 yang implementasinya melalui IOT, tidak bisa
dihindari lagi.
Memasuki era Industri 4.0, Pemerintah Kota
Bandung menjadi kota pertama di Indonesia yang mengimplementasikan teknologi
IOT (Internet of Things) berbasis hybrid (satelit & GSM) dengan meluncurkan
platform pintar Papatong guna meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Menurut Mang Oded sapaan akrab pria berkacamata ini,“Mau atau tidak, fase era Industri 4.0 ini harus kita masuki. Termasuk
Kota Bandung yang dikenal sebagai kota pintar, kota jasa dan layanan. Hari ini,
Kota Bandung coba melompat jauh, yakni dengan mengimplementasikan IOT untuk
kebutuhan peningkatan kualitas layanan publik,” tuturnya saat Uji coba platform IOT berbasis hybrid tersebut di
Bandung Command Center (BCC) di Balai Kota Bandung hakan Wastukencana no 2 pada
Senin (17/8/2020).
Arsitektur implementasi IOT berbasis hybrid
melalui platform papatong dengan fungsi sebagai data viewer dan data capture
serta analitik, sehingga seluruh kinerja layanan publik di seluruh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan BUMD di kota bandung dapat diketahui secara
realtime.
Penerapan teknologi IOT (Internet of
Things) tersebut juga akan di implementasikan kepada para pelanggan
Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirtawening ,berupa Automatic Meter Reading
(AMR) dan media monitoring.
Platform ini otomatis akan menterjemahkan
laporan dari sensor-sensor yang ditempelkan pada benda-benda fisik yang ingin
dikontrol dari jarak jauh, kemudian hasilnya di-analitik secara digital dan
realtime.
Sedang konsep visual yang tampak pada layar
monitor dari platform tersebut berbasis geospasial, yakni menampilkan gambar
suatu ruang di atas permukaan bumi berasal dari citra satelit, secara realtime.
Sementara Ketua BEEC, Ujang Koswara menerangkan bahwa sesuai rencana,
pihaknya akan melakukan implementasi IOT pada 17 pekerjaan di beberapa SKPD,
namun dilakukan secara bertahap.
Ujang
menjelaskan lebih jauh, dalam implementasi IOT di Kota Bandung, hal yang sulit
adalah membangun platform dan perlu waktu. Termasuk platform papatong yang
digunakan sudah dapat compatible dan bisa beroperasi dengan berbagai mode
jaringan, seperti GSM, lora, satelit, serta sudah dirancang sejak awal support
untuk mobile jaringan 5G.
“Jadi
platform papatong itu kami sebut platfrom berbasis hybrid, karena bisa
digunakan sesuai kebutuhan model jaringan lain dengan sistem kerja digital
monitoring, analitik, treceability (pelacakan), dan dokumentasi,” tandas lelaki
yang akrab disapa Uko ini.
BEEC sebagai
komunitas independen dengan berbagai potensi keahlian anggotanya termasuk tim
IOT ini, sambung Ujang, coba ikut ambil bagian membantu pengembangan kota ini
menjadi kota pintar yang sesungguhnya.(Rie/Red)