JAKARTA.LENTERAJABAR.COM,--Perempuan memberikan banyak peran bagi ekonomi dan lingkungan. Dari sisi lingkungan, ternyata perempuan lebih peduli terhadap dampak perubahan iklim, bahkan lebih banyak perempuan telah mengubah perilaku mereka untuk memerangi perubahan iklim dibandingkan laki-laki.
Perempuan juga memiliki
kepedulian di dalam memerangi sampah plastik, misalnya melalui daur ulang. Hal
ini dikarenakan negara berkembang banyak yang bekerja di sektor informal, yang
merupakan tulang punggung bagi proses daur ulang.
Melihat hal tersebut,
HerStory Indonesia akan mengupas tuntas soal lingkungan lewat webinar bertajuk
“Dukungan Perempuan Bagi Pelestarian Lingkungan di Indonesia”.
“Indonesia merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki keanekaragaman hayati ekosistem
laut yang luar biasa. Namun, Indonesia ternyata menghadapi krisis polusi
plastik yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, jika kita
sebagai masyarakat enggak peduli terhadap hal ini, maka diproyeksikan aliran
sampah plastik akan akan meningkat sebanyak 30%, antara tahun 2017 hingga tahun
2025 mendatang,” ujar Pemimpin Redaksi HerStory Indonesia, Clara Aprilia Sukandar
saat Webinar Lingkungan: Dukungan Perempuan Bagi Pelestarian Lingkungan di
Indonesia, Selasa (15/3/2022).
Agar peran perempuan semakin terdepan, Clara Aprilia menjelaskan bahwa perlu adanya kebersamaan untuk mencapai tujuan SDGs, yang terpenting adalah SDG 5, yakni mencapai kesetaraan gender dan juga memberdayakan semua perempuan.
Susi Pudjiastusi selaku
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 2014-2019, yang juga hadir
dalam Webinar Lingkungan tersebut menjelaskan bahwa eksistensi perempuan sangat
diperlukan untuk membantu program-program pemerintah dalam memerangi perubahan
iklim.
“Dari data yang sudah ada,
sebenarnya dari kehidupan sehari-hari, perempuan lebih peduli dan lebih menjaga
lingkungan daripada laki-laki. Feminisme dalam hal lingkungan ini harusnya
memberikan sebuah inisiatif positif bahwa dengan adanya attitude dan habbit
dari para perempuan bisa membantu program-program pemerintah maupun institusi-institusi
dunia dalam memerangi climate change
(perubahan iklim),” kata Susi Pudjiastuti.
Lebih lanjut, Susi
Pudjiastuti juga mengatakab bahwa program-program keberlanjutan dalam hal
mengurangi polusi plastik dan juga cara mengelola sampah plastik harus
melibatkan para perempuan agar tingkat keberhasilannya lebih tinggi.
“Saya yakin apabila perempuan
di-encourage itu energinya dan
hasilnya akan lebih bagus dan saya tetap percaya bahwa encouragement yang diberikan pada 10 orang laki-laki atau 10 orang
perempuan akan lebih terlihat hasilnya jika diberikan pada perempuan. Dengan
mendukung para perempuan, mereka juga akan mendukung program pemerintah soal
lingkungan,” jelas Susi Pudjiastuti.
Di saat yang sama, Nelly Florida Riama, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menjelaskan tentang perubahan iklim dan pemberdayaan perempuan.
“Perubahan iklim global akan berdampak pada meningkatnya fenomena bencana hidrometeorologi di Indonesia, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, karhutla, puting beliung, dan lainnya. Literasi tentang perubahan iklim dan dampaknya perlu ditingkatkan untuk menjangkau semua pihak, termasuk perempuan dan keluarga,” tutur Nelly.
“Perempuan dapat dan perlu
berpartisipasi aktif dalam berbagai kebijakan dan program perubahan iklim
sesuai peran dan kapasitasnya untuk mendukung kondisi lingkungan yang peka
gender,” sambungnya.
Sri Harsi Teteki selaku
Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bio Farma (Persero), menyampaikan beberapa
upaya yang dilakukan Bio Farma, khususnya para perempuan di Bio Farma dalam
membantu mendukung pelestarian lingkungan di Indonesia.
“Srikandi Bio Farma telah
melakukan beberapa program sebagai upaya untuk mendukung pelestarian
lingkungan, seperti pengelolaan sampah, konservasi terumbu karang, penanaman
mangrove, dan penanaman pohon,” ucap Sri Harsi.
Vice President Climate
Change & Safeguard PT PLN (Persero) Kamia Handayani, dalam kesempatan yang
sama memaparkan soal pembangkit listrik terbarukan yang berkontribusi secara
langsung terhadap pencapaian SDG 7 dan SDG 13.
“Target SDG Indonesia,
yaitu 100% rasio elektrifikasi di tahun 2024, 3.201 kWh konsumsi listrik per
kapita di tahun 2030, dan bauran energy terbarukan 26% di tahun 2030. Enggak
hanya berdampak positif pada SDG 7 dan SDG 13, tapi juga berdampak positif
terhadap indicator SDGs lainnya,” jelas Kamia.
Ikut mendukung
pemberdayaan perempuan di bidang lingkungan, Digna Jatiningsih, Direktur Operasi dan Produksi PT Petrokimia
Gresik, turut menyampaikan peran perempuan dari sisi korporasi bagi lingkungan,
khususnya di PT Petrokimia Gresik yang menjadi bagian dari Pupuk Indonesia.
“Sebagai tanggung jawab
sosial, kita juga mengurangi dampak-dampak kerusakan lingkungan, yaitu
efisiensi energi, melakukan penurusan emisi, pemanfaatan crude gipsum sebagai
produk gipsum pertanian untuk memperbaiki kondisi tanah, optimalisasi limbah
ternak sebagai media tanam menggunakan petro gladiator, pengurangan pemakaian
air baku, dan program keanekaragaman hayati,” jelas Digna Jatiningsih.
“Dari PT Petrokimia Gresik
dan Pupuk Indonesia juga memiliki srikandi yang melakukan berbagai kegiatan
pemberdayaan perempuan dan lingkunga, seperti Program Kampung Pisang Trepang,
Program Sekar Mamamia, dan Literasi (Lingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi,”
lanjutnya.
Dian Hapsari Firasati,
selaku Vice President CSR PT Pertamina (Persero), menjelaskan bahwa Pertamina
sebagai BUMN klaster energi mendapatkan arahan dari Kementerian BUMN untuk
melakukan program tanggung jawab sosial dan lingkungan. Saat ini, CSR menjadi
program tanggung jawab sosial dan lingkungan.
“Berdasarkan peraturan
menteri BUMN nomor 5 tahun 2021, Program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan) BUMN dilakukan dalam bentuk pembiayaan dan pembinaan usaha mikro
dan usaha kecil serta bantuan dan kegiatan lainnya dalam bentuk program
pemberdayaan masyarakat,” jelas Dian.
“Fokus utama program TJSL
adalah di bidang pendidikan, bidang lingkungan, dan bidang ekonomi. Target
program TJSL yang kami lakukan, pertama adalah kemandirian masyarakat dan
target keduanya adalah bisnis berkelanjutan,” tutupnya.
Sebagai informasi, webinar
lingkungan bertajuk “Dukungan Perempuan Bagi Pelestarian Lingkungan di
Indonesia” ini diselenggarakan oleh HerStory Indonesia dan dikelola oleh
Quadrant 1 Komunika yang merupakan salah satu grup bisnis Warta Ekonomi.**