Notification

×

Iklan

Iklan

Wakil Walikota Sosialisasikan Pencegahan DBD Ke Para Kepala Sekolah

Selasa, 29 Januari 2019 | 15:03 WIB Last Updated 2019-01-29T08:03:09Z

BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Wakil Walikota BandungYana Mulyana meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaannya terhadap bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satunya dengan kembali menggiatkan 3M (menguras, menutup, dan mengubur).

"Kasus demam berdarah ini banyak sekali menyerang anak usia 2 sampai 14 tahun, yang merupakan anak usia sekolah. Oleh karenanya kita harus lebih menjaga kebersihan di sekitar tempat tinggal," ungkapnya pada kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan DBD bagi kepala sekolah SD dan SMP Negeri se-Kota Bandung di Biofarma, Jln. Pasteur, Kota Bandung Bandung, Selasa (29/1/2019).

Selain kembali menggiatkan gerakan 3M, Ia juga meminta kepada seluruh kepala sekolah agar meningkatkan kewaspadaan akan berkembangnya nyamuk aedes agyepti di sekolah."Misalnya genangan air di dispenser. Itu bisa juga jadi tempat berkembangnya jentik nyamuk," katanya.

Yana menjelaskan bahwa kasus demam berdarah di Kota Bandung per 28 Januari 2019 mencapai 137 kasus. Hal tersebut, perlu diwaspadai karena selalu mengalami peningkatan. Seperti pada tahun 2017 terdapat 1786 kasus, lalu meningkat menjadi 2826 kasuu pada tahun 2018.

Lebih jauh, Ia mengimbau, agar Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (Juru Pemantau Jentik) bisa lebih dioptimalkan lagi.

Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, bertujuan menurunkan angka penderita dan angka kematian akibat DBD dengan meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat berbasis keluarga untuk melakukan pencegahan.

Sementara itu, Juru Pemantau Jentik merupakan anggota masyarakat yang dilatih oleh Puskesmas setempat untuk memantau keberadaan dan perkembangan jentik nyamuk guna mengendalikan penyakit DBD di suatu daerah melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus. Yaitu Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air, Memanfaatkan barang bekas, Plus cegah gigitan nyamuk.

"Tujuan kita itu di tiap rumah dan tiap sekolah, ada jumantiknya. Ini adalah gerakan bersama untuk menekan angka penderita Demam Berdarah di Kota Bandung," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rosye Arosdiani Apip menuturkan, intensitas hujan dapat mempengaruhi kasus penyakit DBD.

"Kondisi ini pun terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, khususnya ketika curah hujan sedang tinggi. Kalau ditotal ada sekitar 200 kasus DBD sejak tiga tahun yang lalu," ucapnya.

Menurutnya, titik-titik yang rawan akan terjangkit DBD tidak ada yang mencolok, karena seluruh wilayah di Kota Bandung merupakan daerah endemis. Sehingga rawan penyebaran dan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegpty atau penyeban penyakit DBD.

Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat selalu waspada terhadap penyebaran penyakit tersebut di wilayahnya masing-masing.

Selain itu, juga melakukan upaya pencegahan, seperti melakukan pembersihan di tempat-tempat yang berpotensi menjadi lokasi perkembangbiakan jenis nyamuk ini secara masif, menguras bak mandi seminggu sekali dan memperhatikan benda-benda atau perabotan rumah tangga yang dapat menampung air.

Ia menambahkan, agar masyarakat tidak menumpuk atau menggantung baju terlalu lama, menggunakan kelambu saat tidur, dan menggunakan obat nyamuk di setiap ruangan atau obat anti nyamuk yang dioleskan kepada kulit.

"Sekali bertelur nyamuk itu bisa sampai 200 butir dan dapat tumbuh dan menjadi vektor atau perantara virus dengue. Tempat perindukan nyamuk pun menjadi bertambah banyak saat musim hujan dibanding pada musim kemarau," pungkasnya.(Ari/Red)
×
Berita Terbaru Update