Notification

×

Iklan

Iklan

Anggota Komisi V DPRD Jabar Sorot Penambahan Siswa Jadi 50 orang Satu Kelas

Senin, 07 Juli 2025 | 09:59 WIB Last Updated 2025-07-24T18:17:41Z

Caption : Anggota Komisi V DPRD Jabar, Christin Novalia Simanjuntak, SH MKN .(foto Ist) 


KABUPATEN BEKASI.LENTERAJABAR.COM
,- Rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat menaikkan kapasitas rombongan belajar (rombel) SMA/SMK menjadi 50 siswa per kelas menuai kritik dari berbagai kalangan salah satunya Anggota Komisi V DPRD Jabar, Christin Novalia Simanjuntak, SH MKN . 


Anggota Fraksi PDIP DPRD Provinsi Jawa Barat ini menilai kebijakan tersebut melanggar aturan nasional dan berpotensi merusak kualitas pembelajaran,jelas legislator yang membidangi kesra ini salah satunya pendidikan.


Srikandi partai berlambang banteng moncong putih ini menegaskan, kebijakan tersebut bertabrakan dengan Permendikbud No. 47 Tahun 2023, yang menetapkan batas ideal rombel SMA hanya 36 siswa.


Wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Jabar IX (Kabupaten Bekasi) ini mempertanyakan aspek pedagogis kebijakan tersebut. Menurut dia, guru akan kewalahan dengan 50 siswa sehingga proses belajar-mengajar berubah jadi satu arah dan minim interaksi.


Menurut owner Christin Novalia Simanjuntak/CNS Foundation ini," Guru itu manusia, bukan robot. Bagaimana mungkin bisa fokus pada perkembangan akademik dan karakter siswa jika kelas terlalu padat? tidak tertangani dengan maksimal," tuturnya.


Anggota Badan Musyawarah (Banmus ) DPRD Provinsi Jawa Barat ini. memperingatkan dampak negatif bagi sekolah swasta. Jika SMA/SMK negeri diperbanyak daya tampungnya, banyak siswa akan beralih dari swasta ke negeri. Dampaknya, swasta terancam sepi peminat.


"Ini tidak adil bagi sekolah swasta yang sudah lama ber­kontribusi dalam dunia pendidikan. Harus ada keseimbangan, bukan dominasi sepihak," ujar Christin Novalia  yang juga wakil bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Taruna Merah Putih Jawa Barat ini.  


Ia pun membandingkan de­ngan sistem pendidikan di Finlandia dan Jepang, yang membatasi jumlah siswa per kelas 20-25 dan 30-35 orang. Justru pembatasan ini menjadi salah satu kunci kualitas pendidikan mereka. 


Christin mendesak Pemprov Jabar mencari solusi lain, seperti pembangunan sekolah baru atau optimalisasi ruang kelas, dari pada memaksakan kebijakan yang berisiko menurunkan mutu pendidikan,tegasnya. (Red/AdPar) 




×
Berita Terbaru Update