BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung
terus berupaya mencegah dan menangani penyakit asma. Hal itu seiring dengan
meningkatnya kasus asma di Kota Bandung.
Data Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dalam satu tahun terakhir kasus penderita asma
di Kota Bandung menunjukan peningkatan. Bahkan angka kematian karena asma ini
naik dua kali lipat.
Pada 2017,
jumlah kasus penyakit asma sebanyak 8.333 kasus dengan angka kematian sebanyak
68 kasus. Sedangkan di tahun 2018, pengidap penyakit asma meningkat menjadi
12.332 kasus dan 127 kasus di antaranya menyebabkan kematian.
Asisten
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Bandung, Kamalia Purbani menuturkan,
Pemkot Bandung sudah mengeluarkan Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomor 315 Tahun
2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Pemkot Bandung juga telah membentuk
Satgas KTR pada Maret 2018. Regulasi tersebut dikeluarkan karena asap rokok
dinilai menjadi penyebab utama penyakit asma.
"Salah
satu pencetus asma adalah asap rokok, sehingga ini tidak hanya dari sektor
kesehatan saja tapi perlu penegakan aturan. Tapi itu tergantung pada pola hidup
sehat juga," kata Kamalia saat membuka kick off program Healthy Lung di
Hotel Malaka, Jalan Halimun, Bandung, Selasa (26/2/2019).
Kick off
Healty Lung ini merupakan pertemuan awal dari Dinkes dalam rangka pencegahan
dan penanganan asma guna menciptakan paru-paru yang sehat. Program ini didukung
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Astra Zeneca dan Project Hope.
Para dokter dan perwakilan dari 20 puskesmas juga turut hadir di acara ini.
Kamalia
berharap, Dinkes Kota Bandung lebih banyak membuat pelatihan bagi para tenaga
medis khusus untuk pencegahan dan penanganan penyakit asma. Sehingga, kualitas
pelayanan kesehatan di Kota Bandung juga bisa terus meningkat. Utamanya dalam
rangka menciptakan paru-paru sehat.
"Perlu
ada edukasi tidak hanya kepada pasien, orang tua dan masyarakat, tetapi dokter
juga ataupun petugas kesehatan lainnya harus update untuk menangani asma ini,
karena bisa jadi ilmu penanganan ada yang sudah lebih baru lagi daripada yang
sudah berpuluh-puluh tahun lalu," terangnya.
Sementara
itu, Kepala Dinkes Kota Bandung, Rita Verita mengakui jika kasus penyakit asma
mengalami peningkatan."Asma
ini penyakit yang harus mendapatkan perhatian lebih. Karena kasus yang terjadi
cukup tinggi. Tugas kita sebagai petugas kesehatan harus betul-betul
berkonsentrasi kepada penyakit asma ini," jelasnya.
Rita
menuturkan, program paru-paru sehat ini merupakan kegiatan berkelanjutan sejak
2018 silam, dan akan berlangsung hingga Oktober 2019 mendatang. Kota Bandung
yang menjadi salah satu kota pilot project di Indonesia ini menyertakan 20
puskesmas.
Rita
memaparkan, di 20 Puskesmas ini terpantau menjadi wilayah yang memiliki angka
kasus asma cukup tinggi. Pertimbangan lainya, sambung dia, di
puskemas-puskesmas ini mempunyai akses yang lebih mudah dijangkau masyarakat.
"Yang
terpenting pelayanan primer di puskesmas. Di Kota Bandung sudah kami
laksanakan, promosi, sosialisasi dan pelatihan. Walau pun belum semuanya.
Tetapi insya Allah akan kita tingkatkan untuk pencegahan penyakit asma ini
dengan baik," ungkapnya.
Lebih lanjut
Rita mengimbau, masyarakat terus meningkatkan pola hidup sehat. Di samping itu,
sebisa mungkin menghindari asap rokok karena menjadi penyebab utama terjadinya
asma.
"Penyakit
asma ini bisa karena bawaan, infeksi, kehidupan sehari-hari, tidak menular. Itu
salah satu pengaruh dari luar itu asap rokok. Pencegahannya tadi salah stunya
menghindari asap rokok, pola hidup bersih dan sehat, mencegah alergennya, dan
rajin olah raga,"pungkasnya.(Ari/Rls)