KAB. TASIKMALAYA,LENTERAJABAR.COM,- Pada 25
Februari 1944 (1 Rabi'ul Awwal 1365 H) atau 75 tahun lalu, Pesantren Sukamanah
di Tasikmalaya menjadi saksi gugurnya 86 syuhada yang dipimpin KH. Zainal
Mustafa.
Ketika itu Zainal Mustafa bersama para santrinya itu berperang melawan
kebathilan penjajahan Jepang.Atas perjuangannya itu, KH. Zainal Mustafa
dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dengan SK Presiden Nomor: 064/TK Tahun 1972
Tanggal 20 November 1972.
Sebagai upaya untuk melanjutkan dan
mempertahankan perjuangan KH. Zainal Mustafa, kita bisa lakukan dengan cara
berjuang menjadi manusia terbaik, serta memberikan manfaat banyak untuk
masyarakat. Hal itu dikatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, saat menghadiri
acara Peringatan Perjuangan Pahlawan Nasional KH. Z Mustafa ke-75 dan Tasyakur
Hari Jadi Pesantren Sukamanah ke-92 di Pondok Pesantren KH. Z Mustafa
Sukamanah, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (25/2/19).
"Oleh karena itu, perjuangan KH. Zainal
Mustafa sampai kapanpun harus kita pertahankan, sampai kapan pun harus kita
lanjutkan perjuangannya. Dengan cara kita menjadi manusia terbaik di zaman ini
dengan memberikan kebermanfaatan," kata Emil -- sapaan akrab Ridwan Kamil
dalam sambutannya.
Lanjut Emil, hidup bukanlah soal urusan menang
atau kalah. Hidup itu adalah semangat memperjuangkan keyakinan tentang sebuah
kebenaran."Kalau Almarhum Musyahid KH. Zainal Mustafa
hanya menghitung untung rugi tidak akan melakukan apa yang diputuskan saat
itu," ujar Emil.
KH. Zainal Mustafa lahir di Kampung Bageur,
Cimerah, Singaparna, Tasikmalaya pada 1 Januari 1899. Ia adalah pejuang pertama
Islam asal Jawa Barat dengan nama kecil Hudaemi. Di usianya yang masih muda,
yakni 26 tahun, Zainal Mustafa muda telah mendirikan Pondok Pesantren Sukamanah
yang masih berdiri hingga saat ini.
Bagi Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto, KH. Zainal
Mustafa tidak hanya sekadar ulama. Namun, juga manusia cerdas dan penuh dengan
keberanian. Melalui semangat perjuangan Hudaemi, Ade berharap bisa
diaktualisasikan dalam kehidupan saat ini.
"Saya percaya bahwa KH. Zainal Mustafa bukan
hanya ulama, tapi manusia cerdas dan penuh dengan keberanian," tutur Ade
yang turut hadir dalam acara peringatan perjuangan KH. Zainal Mustafa.
"Berani menegakkan kebenaran dan perlawanan
kepada tentara Jepang saat itu," sambungnya.
Ade menambahkan, bahwa peringatan perjuangan KH.
Zainal Mustafa ini memiliki makna tidak hanya bersyukur kepada Allah SWT.
Namun, menjadi kewajiban kita untuk berterimakasih kepada para pahlawan yang
telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk bangsa ini.(Red/Rls)