Notification

×

Iklan

Iklan

Menengok Pembangunan Integrated Community Shelter di Lombok

Sabtu, 01 September 2018 | 15:19 WIB Last Updated 2018-09-01T08:19:50Z
LOMBOK UTARA,LENTERAJABAR.COM-Beradu paku terdengar dari Lapangan Gondang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Waktu menunjuk pada pukul 22 kurang 15 menit WITA, tapi kesibukan masih terlihat di lokasi demi selesainya hunian sementara untuk pengungsi gempa bumi Lombok.

Proses pembangunan ICS ini berlangsung siang dan malam, atau dengan kata lain 24 jam sehari. “Kami kerjakan siang dan malam dalam sistem sif,” ungkap Bambang Triyono Direktur Global Humanity Response Aksi Cepat Tanggap (ACT), Selasa (28/8).

Sejak Senin (27/8), bangunan sheltertelah terlihat bentuknya. Rangka dari kayu guna memasang tripleks untuk tembok telah siap. Kusen dan jendela juga tinggal dipasangkan kaca dan pintu. Atap dan lantai pun sudah dapat terlihat wujudnya.

Bangunan Integrated Community Shelter(ICS) atau hunian sementara ini ditargetkan akan rampung dalam waktu kurang dari satu bulan. Pengebutan pekerjaan dilakukan agar pengungsi dapat lebih nyaman tinggal di hunian yang lebih layak. Tak hanya membangun hunian tinggal, di kompleks ini juga akan berdiri sekolah dan masjid. Selain itu, fasilitas mandi, cuci dan kakus juga sudah mulai terlihat di sisi hunian sementara.

Hunian sementara yang dibangun berukuran 3x4,75 meter. Di dalamnya disediakan satu kamar tidur dan satu ruang keluarga. Satu rumah akan diberikan kepada satu kepala keluarga yang dapat diisi hingga empat sampai enam orang.

Bambang menambahkan, penentuan pengungsi yang mendapatkan hunian ini pun telah sesuai dengan musyawarah yang digelar bersama tokoh setempat. Kriteria yang hendak diberikan shelterialah keluarga tanpa kepala keluarga, keluarga dengan balita dan penyandang disabilitas.

Untuk masjid, akan berdiri di tengah Lapangan Gondang. Berukuran 15x15 meter, tempat ibadah ini bakal menampung hingga 130 jemaah banyaknya. Keperluan pendidikan pun siap didirikan dalam waktu satu bulan ini. Sekolah akan berdiri dengan tiga lokal kelas.

“Dapur umum juga akan di-set dengan ukuran 14x6 meter,” jelas Muhammad Noor Shalikhin, PIC ICS, Selasa (28/8).

MCK yang terdapat di setiap sisi kompleks ICS berbahan baja ringan. Bahan ini dipilih karena dapat bertahan jika terkena air. Shelter yang dibangun, tambah Noor, terbuat dari bahan kayu lokal. Pemilihan ini menjadi salah satu cara memberdayakan masyarakat sekitar.

Berdinding tripleks dan beratap seng gogreen, unit shelter akan memberikan kenyamanan kepada penghuninya. “Supaya nyaman dan dingin,” ujar Noor.

Noor mengatakan, pekerja bangunan ICS berasal dari pengungsi setempat dan beberapa orang yang didatangkan dari luar Lombok. Pembangunan ditargetkan selesai pada satu bulan usai peletakan batu pertama. “Bisa digunakan untuk tempat tinggal tiga sampai lima tahun sambil pengungsi mendapatkan bagunan tetap untuk rumahnya,” tambah Noor.

Dimulai pada Ahad (19/8), kini pembangunan ICS sudah memasuki 30%. Memasuki fase pemulihan yang mulai tanggal 26 Agustus ini, ACT juga akan merancang pemulihan ekonomi.

“Pertama harus dipenuhi logistiknya, kemudian hunian seperti pembangunan shelter dan selanjutnya pemulihan ekonomi sebagai cara membangkitkan kehidupan pengungsi,” kata Ahyudin Presiden ACT, Sabtu (25/8) lalu.

Penyediaan ICS untuk memulihkan kondisi masyarakat bukan pertama kalinya dilakukan ACT dalam programnya memulihkan kondisi masyarakat. Sebelumnya, di Pidie, Padang, Banjarnegara hingga pengungsi Rohingya telah dibuatkan hunian sementara guna mendukung kehidupan. Kini, hal yang sama dilakukan di Lombok, khususnya Lombok Utara yang menjadi salah satu wilayah paling terdampak gempa.(Red/Rls)
×
Berita Terbaru Update