BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkomitmen untuk terus melakukan upaya pengentasan kemiskinan. Namun yang menjadi persoalan dan kendala bagi Pemkot Bandung adalah data yang terus berubah-ubah.
Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan,"Data kemiskinan di Kota Bandung terus berubah dan sangat dinamis. Sementara data dari BPJS sebagai lembaga yang mendapat amanat dari undang-undang tidak bisa sepenuhnya dipakai sebagai acuan karena di-updatenya 10 tahun sekali,"ungkapnya pada Pelatihan Poor Planning Budgeting and Monitoring (P3BM) dan Sosialisasi Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Teknologi di Hotel Marbella Suites Jalan Setra Dago Pakar, Senin (6/11/2017).
Lebih lanjut dikatakan Mang Oded sapaan akrab pria ini,kendati demikian Pemkot Bandung terus melakukan pendekatan dalam persoalan pengentasan kemiskinan. Dikatakannya, meningkatkan pendapatan masyarakat melalui bantuan modal dan keterampilan berusaha, kemudian mengurangi pengeluaran dengan kemudahan memperoleh setiap jenis layanan dasar, merupakan langkah yang sudah diambil.
Menurutnya oleh karena itu, kita terus melakukan evaluasi. Karena ketika program dan kegiatan yang diupayakan tidak sesuai dengan kebutuhan, maka terjadi ketidakselarasan antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan prioritas penduduk miskin,jelasnya.
Ditambahkan Oded keterbatasan akses dalam kebutuhan dasar, merupakan hal yang identik dengan kemiskinan seperti pada bidang pendidikan, kesehatan, dan air bersih. Kondisi tersebut disebabkan daya beli rendah sementara kebutuhan relatif banyak, ditambah terbatasnya sumber-sumber ekonomi, paparnya.
Untuk itu saya meminta tim secara serius bekerjasama dan solid, terlebih dengan SDM yang bekualitas untuk membantu menyelesaikan persoalan kemiskinan. Jangan sampai banyak gedung tinggi bertebaran, mall di mana-mana, tetapi masih banyak masyarakat miskin,pungkas politisi PKS ini.(Red)
Wakil Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan,"Data kemiskinan di Kota Bandung terus berubah dan sangat dinamis. Sementara data dari BPJS sebagai lembaga yang mendapat amanat dari undang-undang tidak bisa sepenuhnya dipakai sebagai acuan karena di-updatenya 10 tahun sekali,"ungkapnya pada Pelatihan Poor Planning Budgeting and Monitoring (P3BM) dan Sosialisasi Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Teknologi di Hotel Marbella Suites Jalan Setra Dago Pakar, Senin (6/11/2017).
Lebih lanjut dikatakan Mang Oded sapaan akrab pria ini,kendati demikian Pemkot Bandung terus melakukan pendekatan dalam persoalan pengentasan kemiskinan. Dikatakannya, meningkatkan pendapatan masyarakat melalui bantuan modal dan keterampilan berusaha, kemudian mengurangi pengeluaran dengan kemudahan memperoleh setiap jenis layanan dasar, merupakan langkah yang sudah diambil.
Menurutnya oleh karena itu, kita terus melakukan evaluasi. Karena ketika program dan kegiatan yang diupayakan tidak sesuai dengan kebutuhan, maka terjadi ketidakselarasan antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan prioritas penduduk miskin,jelasnya.
Ditambahkan Oded keterbatasan akses dalam kebutuhan dasar, merupakan hal yang identik dengan kemiskinan seperti pada bidang pendidikan, kesehatan, dan air bersih. Kondisi tersebut disebabkan daya beli rendah sementara kebutuhan relatif banyak, ditambah terbatasnya sumber-sumber ekonomi, paparnya.
Untuk itu saya meminta tim secara serius bekerjasama dan solid, terlebih dengan SDM yang bekualitas untuk membantu menyelesaikan persoalan kemiskinan. Jangan sampai banyak gedung tinggi bertebaran, mall di mana-mana, tetapi masih banyak masyarakat miskin,pungkas politisi PKS ini.(Red)