BANDUNG,LENTERAJABAR.COM-Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi Jawa barat yang telah menjadi tuan rumah acara IMAGE (Indonesia Middle East Annual Gathering on Economic) 2017.
Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan dari Kementerian Luar Negeri dan sebelumnya kegiatan serupa telah dilaksanakan di Provinsi Gorontalo dan Provinsi Aceh namun dengan nama yang berbeda.
"Mudah-mudahan dengan kunjungan ini bisa menghasilkan kerja sama bisnis bukan hanya kunjungan persahabatan saja," ujar Staff Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri, Ridwan Hasan dalam sambutannya di Gedung Sate Bandung, Senin (9/10/2017).
Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan pasar dan peluang bisnis serta bertemu langsung dengan pelaku bisnis yang ada di Indonesia.
Persahabatan dengan negara-negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi sudah terjalin dengan baik selama ini.
Ridwan menjelaskan bahwa di pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemerintah giat merumuskan kebijakan-kebijakan untuk penguatan ekonomi di Indonesia sehingga menghasilkan 16 kebijakan ekonomi.
Pemerintah menyambut baik kerja sama dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan negara-negara di Timur Tengah dalam bidang bisnis.
Sementara itu Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat, Agung Suryamal Sutrisno mengapresiasi program Indonesia Middle East Annual Gathering on Economic (IMAGE) 2017 yang digagas oleh Kementerian Luar Negeri. Menurutnya, acara IMAGE tersebut dapat membuka pasar Jawa Barat ke Timur Tengah sehingga cakupannya lebih luas.
Selain teh dan kopi, lanjutnya, para investor juga tertarik menanamkan modalnya di sektor pariwisata. Terlebih Jawa Barat memiliki banyak potensi wisata yang dapat dimaksimalkan.
“Para investor tertarik menanamkan modalnya di pariwisata, selain teh dan kopi,” ujarnya kepada wartawan saat di sela-sela acara tersebut .
Menurutnya negara Timur Tengah menawarkan komoditas sapi yang populasinya sangat banyak. Sapi Tmur Tengah ini, menurut Agung bisa dijadikan alternatif selain mengimpor dari Australia.
“Jika kualitas dan harganya lebih baik, tidak ada salahnya impor dari Timur Tengah,” pungkasnya.(Red)
Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan dari Kementerian Luar Negeri dan sebelumnya kegiatan serupa telah dilaksanakan di Provinsi Gorontalo dan Provinsi Aceh namun dengan nama yang berbeda.
"Mudah-mudahan dengan kunjungan ini bisa menghasilkan kerja sama bisnis bukan hanya kunjungan persahabatan saja," ujar Staff Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri, Ridwan Hasan dalam sambutannya di Gedung Sate Bandung, Senin (9/10/2017).
Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan pasar dan peluang bisnis serta bertemu langsung dengan pelaku bisnis yang ada di Indonesia.
Persahabatan dengan negara-negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi sudah terjalin dengan baik selama ini.
Ridwan menjelaskan bahwa di pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemerintah giat merumuskan kebijakan-kebijakan untuk penguatan ekonomi di Indonesia sehingga menghasilkan 16 kebijakan ekonomi.
Pemerintah menyambut baik kerja sama dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan negara-negara di Timur Tengah dalam bidang bisnis.
Sementara itu Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat, Agung Suryamal Sutrisno mengapresiasi program Indonesia Middle East Annual Gathering on Economic (IMAGE) 2017 yang digagas oleh Kementerian Luar Negeri. Menurutnya, acara IMAGE tersebut dapat membuka pasar Jawa Barat ke Timur Tengah sehingga cakupannya lebih luas.
Selain teh dan kopi, lanjutnya, para investor juga tertarik menanamkan modalnya di sektor pariwisata. Terlebih Jawa Barat memiliki banyak potensi wisata yang dapat dimaksimalkan.
“Para investor tertarik menanamkan modalnya di pariwisata, selain teh dan kopi,” ujarnya kepada wartawan saat di sela-sela acara tersebut .
Menurutnya negara Timur Tengah menawarkan komoditas sapi yang populasinya sangat banyak. Sapi Tmur Tengah ini, menurut Agung bisa dijadikan alternatif selain mengimpor dari Australia.
“Jika kualitas dan harganya lebih baik, tidak ada salahnya impor dari Timur Tengah,” pungkasnya.(Red)