Notification

×

Iklan

Iklan

Bekraf Fasilitasi Pelaku Ekonomi Kreatif Dengan Perbankkan Melalui BFC

Jumat, 07 April 2017 | 14:25 WIB Last Updated 2017-04-07T07:25:17Z
BANDUNG,LENTERAJABAR.COM - Dalam upaya memberikan informasi terhadap pelaku usaha terkait permodalan  Badan Ekonomi (Bekraf) mempertemukan pelaku ekonomi kreatif subsektor Desain Produk, Desain Inetrior, dan Desain Komunikasi Visual dengan perbankkan.

 Acara ini bertujuan mendapatkan pola pembiayaan perbankan yang sesuai untuk pelaku ekonomi kreatif. pada acara Bekraf Financial Clum (BFC) di Hotel Aryaduta jalan Aceh Kota, Bandung, Jumat (7/4/2017).

BFC di Bandung ini adalah acara ke empat yang sebelumnya telah dilaksanakan di Jakarta pada 21 Februari 2017 terkait subsektor animasi dan film dan 28 Februari 2017 tentang subsektor apkikasi dan game. BFC ketiga pada 17 Maret 2017 perihal subsektor kriya, senirupa dan seni pertunjukan yang diselenggatakan di Yogyakarta.
“Kami berharap, perbankan mengetahui dan memahami nature busines dari rantai nilai subsektor desain produk, interior, dan komunikasi visual. Sehingga, perbankan bisa menyalurkn pembiayaan kepada pelaku ekonomi sub sektor ekonomi kreatif,” ucap Derektur Akses Perbangkan Bekraf Restog K. Kusuma.
 
Bekraf menyadari bahwa permodalan adalah salah satu kendala dalam mengembangkan usaha kreatif dan perbankan masih belum mengenal nature business dari subsektor ekonomi kreatif. BFC di Bandung mempertemukan keperluan pelaku ekonomi kreatif dan 50 peserta dari kalangan perbankan konvensional dan syariah.
“BFC merupakan salah satu fasilitas Bekraf untuk bisa mengetahui angka realisasi jumlah modal yang disalurkan perbankan kepada pelaku ekonomi kreatif,” tegas Restog.
Direktur Akses Perbankan Bekraf Restog K. Kusuma  memberikan laporan panitia,   sekaligus membuka acara Bekraf Financial Clum (BCF) dan Ismet Inono selaku Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi dari Kantor Perwakitan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat adalah keynote speaker pada acara BCF
Narasumber dari subsektor desain interior yang dihadirkan yaitu Imelda Astri Rosakin, Anwar Subkim, dan Aing R. Nayadilaga, narasumber dari subsektor desain produk adalah Adhi Nugrahadan Damang Surumpaet, dan Hastjarjo Boedi Wibowo dan Dahlia Zinnia Nizaradalah narasumber dari subsektor desain komunikasi visual (DKV) Direktur Akses Perbankan Restog K. Kusuma memimpin acara ini.
Salah satu narasumber dari subsektor DKV Hartjartjo Boedi Wibowo menjelaskan jika DKV unik karena mendukung subsektor lainya. “DKV support desain lainya, misalnya desain arsitektur pada environment design dan fashion pada tekstilprinting yaitu motif-motif grafis,” ungkap Has.
Has mengakui jika kebanyakan dari sumber permodalan DKV adalah modal pribadi kebanyakan modal sendiri melalui freelance. “Saat usahanya berkembang merekrut orang untuk menjadi tim dalam melqksanakan pekerjaan,” imbuh Has.
DKV merupakan subsektor berbasis pelayanan, bukan produk kebutuhan pembelian sofware adalah modal utama dalam mejalankan pekerjaan. kredit Tanpa Agunan (KTA) yang ditawarkan perbankan bisa mendukung pelaku ekonomi kreatif subsektor DKV bagi yang belum masuk ranah produksi, misalnya konsep, supervisi dan desain. sedangkan bagi pelaku ekonomi kreatif subsektorbDKV yang bergerak di ranah produksi membutuhkan modal kerja besar. harapan Has kedepanya yaitu surat perintah kerja (SPK) bisa di jadikan jaminan bank.(Hfr/Rbf)
×
Berita Terbaru Update