Notification

×

Iklan

Iklan

Presiden Jokowi:Pers Bagian Penting Dalam Pembangunan Negara

Kamis, 09 Februari 2017 | 15:20 WIB Last Updated 2017-02-09T08:20:35Z

AMBON,LENTERAJABAR. COM - PERS merupakan bagian penting dalam pembangunan Negara. mamun media kini dihadapkan dengan sebuah tantangan besar dengan hadirnya Media Sosial (Medsos).

Demikian dikatakan Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo dalam sambutannya pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2017. Kegiatan yang dihadiri Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dilaksanakan di lapangan Tantui, Kota Ambon, Maluku, Kamis (9/2/2017).

Menurut Jokowi, Medsos kini digandrungi banyak orang, mulai kalangan masyarakat, pejabat pemerintah daerah dan pusat, hingga Presiden. Sementara satu per satu media arus utama yang tidak mampu bersiasat dan beradaptasi mulai berguguran. "Ini kecenderungan di seluruh dunia, dan kita harapkan di Indonesia tidak terjadi,” katanya. 
 
Dituturkannya, Medsos tidak hanya menjadi tantangan media, namun juga membuat pusing pemerintah. "Media sosial juga memusingkan pemerintah, ini yang saya dengar dari Perdana Menteri, Presiden yang saya temui semua mengeluhkan," ujarnya.

"Kalau media arus utama, masih bisa kita ajak komunikasi dan bicara, tapi Medsos siapa yang bisa memagari. Inilah keterbukaan, dimana hampir semua negara menghadapi hal ini. Jadi bukan hanya Indonesia saja menghadapi fenomena ini, tapi seluruh negara," ujarnya seperti dalam rilis yang terima Lenterajabar.com dari Puspen TNI.

Lebih lanjut Jokowi menyampaikan, meski digempur media sosial, namun media arus utama (mainstream) tidak akan hilang. Sebagaimana radio tidak akan hilang walaupun sudah ada televisi. Keduanya akan sama-sama eksis, karena bisa saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. "Medsos unggul karena kecepatan dan aktualitas, sementara media arus utama menonjol karena akurasi dan kedalaman materinya," ungkapnya.

Jokowi mengatakan, maraknya pemberitaan hoax yang sering membuat kegaduhan akan semakin mendewasakan bangsa Indonesia. Untuk itu tidak perlu mengeluh saat mendengar berita yang ada di media sosial.

"Saya mempunyai keyakinan bahwa ini nantinya justru akan semakin mendewasakan, mematangkan dan kita tahan uji. Jadi kita nggak perlu mengeluh kalau mendengar hal yang ada di Medsos, karena ini fenomena semua negara," tegasnya.

Terkait hal tersebut, Presiden RI Joko Widodo meminta kepada semua pihak, terutama media arus utama agar bisa turut membantu menghentikan berita hoax. "Stop berita bohong atau hoax. Berita yang memecah belah dan fitnah harus kita hadapi dan seharusnya media arus utama harus mampu meluruskan, menjernihkan kekeliruan di Medsos dan tidak lantas ikut larut dengan isu-isu yang belum terverifikasi sebagai bahan berita," katanya.

Media arus utama, lanjutnya, tidak boleh luntur dalam menjunjung etika jusnalistik yang menuntut faktualitas, menuntut objektifitas, menuntut disiplin dalam melakukan verifikasi. "Oleh karenanya kita sekarang ini bisa lihat kalau ada tranding topik di Medsos justru itu dipakai untuk berita tanpa verifikasi, apakah berita itu benar atau tidak," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden RI mengapresiasi upaya Dewan Pers yang melakukan verifikasi perusahaan media massa, cetak maupun elektronik. "Selain menjamin profesionalitas dan perlindungan terhadap wartawan dengan verifikasi, masyarakat juga bisa tahu media mana yang bisa dijadikan rujukan dan media mana yang bisa dipercaya dalam pemberitaan," katanya.(Rp/Fr)
×
Berita Terbaru Update