Notification

×

Iklan

Iklan

Kemendukbangga/BKKBN Gandeng PW NU Jabar Edukasi Penguatan Pemahaman 1000 HPK Di Lingkungan Pesantren

Rabu, 19 November 2025 | 13:08 WIB Last Updated 2025-11-19T06:08:15Z


KOTA BANDUNG.LENTERAJABAR.COM
, - 
PWNU Jabar: Jika ingin Indonesia maju, Kemendukbangga/BKKBN Kunci StrategisnyaPernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua Tanfidziyah PW NU Jawa Barat, Kiai Lukman Hakim saat mengapresiasi komitmen kuat Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat dalam membangun keluarga Qur’ani pada kegiatan Sosialisasi 1000 HPK Di Lingkungan Pesantren.


Kegiatan ini menargetkan penguatan pemahaman 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di kalangan agamawan, santri, ustaz, dan keluarga pesantren dengan mengangkat tema “Ketahanan Keluarga Qur’ani: Membangun Generasi Sehat, Mandiri, dan Berdaya di Era Modern” hasil kerja sama dengan Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) PW NU Jawa Barat dan BAZNAS Jawa Barat, (19/11/2025).


Menurutnya, sejak tiga periode berada di PWNU Jawa Barat, baru kali ini ia melihat kolaborasi yang begitu serius dan terarah.


“Selama tiga periode saya di kepengurusan PWNU Jawa Barat, baru BKKBN Jawa Barat saat ini yang punya komitmen kuat untuk membangun keluarga Qur’ani,” ujarnya.


Kiai Lukman juga menegaskan pentingnya kolaborasi Kemendukbangga/BKKBN dan pesantren dalam memperkuat ketahanan keluarga. Ia mengutip pandangan antropolog mengenai asal mula peradaban bangsa.


“Peradaban bangsa itu bermula dari keluarga. Dan hari ini, pihak yang diberi otoritas negara untuk mengurus keluarga adalah Kemendukbangga/BKKBN,” tegasnya.


Sehingga menurutnya, jika Indonesia ingin maju, maka penguatan keluarga yang digerakkan oleh Kemendukbangga/BKKBN adalah kunci strategis.


“Maju tidaknya Indonesia itu seakan-akan tergantung BKKBN-nya,” tambahnya, menekankan pentingnya peran lembaga tersebut dalam membangun kualitas generasi.


Ia juga mengajak seluruh agamawan, khususnya NU untuk mengambil peran lebih aktif karena organisasi ini memiliki basis hingga tingkat akar rumput.


“NU punya garis sampai grass root. Kami bisa memberikan layanan edukasi bagi calon pengantin. Mereka bisa diberikan pemahaman apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menikah,” ujarnya.


Senada dengan yang disampaikan Kyai Lukman, Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat, Dadi Ahmad Roswandi, menjelaskan bahwa pesantren memiliki basis komunitas yang kuat sehingga efektif untuk memperluas edukasi keluarga.


“Kita melakukan sosialisasi 1000 HPK di kalangan pesantren, karena NU dan lembaga pendidikannya merupakan basis yang sangat strategis,” ujarnya.


Ia menambahkan bahwa angka stunting Jawa Barat saat ini masih berada di 15,9%, dan penanganannya membutuhkan kolaborasi lintas sektor.


“Menurunkan satu persen saja butuh effort besar dan kolaborasi luar biasa. Ini bukan hanya tugas Kemendukbangga/BKKBN, tapi juga akademisi, CSR, media, dan terutama tokoh agama,” jelasnya.


Terkait tantangan, ia menyebut akses masuk ke pesantren masih terbatas bagi kader di lapangan.


“Kader-kader kami biasanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum. Untuk masuk ke pesantren memang tidak mudah, sehingga kerja sama dengan NU sangat penting,” katanya.


Seminar ini juga diisi panel materi dari Ketua Tim Kerja KBKR Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Barat, Wakil Ketua Baznas Jawa Barat, dan Ketua PW JQH NU Jawa Barat. 


Diharapkan melalui kegiatan ini mampu melahirkan gerakan Keluarga Qur’ani Jawa Barat yang menjadi pilar ketahanan sosial masyarakat. Sinergi pemerintah dan ormas Islam dalam kegiatan ini mendapat apresiasi peserta sebagai model kolaborasi yang perlu diperluas.


“Kami berharap kegiatan ini menjadi pemantik gerakan keluarga Qur’ani di seluruh Jawa Barat. Jika keluarga kuat, bangsa kuat,” tandas Cecep, Ketua PW JQH NU Jabar.(red/ris)

×
Berita Terbaru Update