JAKARTA.LENTERAJABAR.COM,-- Memperingati Hari Anak Sedunia (World Children’s Day) 2025 dengan tema global “My Day, My Rights” yang dicanangkan oleh WHO dan UNICEF, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan komitmennya untuk menjadi garda terdepan dalam memastikan setiap hak anak atas kesehatan terpenuhi.
“Hak anak atas kesehatan, sebagaimana tercantum dalam Konvensi Hak-Hak Anak PBB, bukan hanya sekadar bebas dari penyakit, tetapi mencakup hak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, hak atas akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, hak atas gizi yang memadai, hak atas lingkungan yang aman dan bersih, serta hak untuk didengar pendapatnya dalam hal yang memengaruhi kehidupan mereka, termasuk kesehatan. Anak yang sehat adalah fondasi dari SDM unggul sebuah bangsa,” kata DR Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA, SubspKardio(K), Ketua Pengurus Pusat IDAI.di Jakarta,Kamis 20 November 2025.
IDAI melihat adanya titik terang dan sinergi yang kuat antara tema “My Day, My Rights” dengan butir-butir penting dalam ASTA CITA Kabinet Merah Putih, khususnya pada poin:
1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia: Investasi terbesar untuk peningkatan kualitas manusia dimulai sejak dini, dimulai dari 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), pemenuhan gizi seimbang, pemberian imunisasi lengkap, dan stimulasi yang tepat untuk mendukung perkembangan otak anak.
2. Pemerataan Pembangunan: IDAI mendorong pemerataan akses layanan kesehatan anak berkualitas di seluruh pelosok Indonesia, termasuk melalui peningkatan kapasitas tenaga kesehatan anak di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
3. Penanggulangan Kemiskinan: Kemiskinan merupakan akar dari banyak masalah kesehatan anak, seperti stunting (pendek), gizi buruk, dan keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan. Program bantuan sosial yang tepat sasaran harus beriringan dengan intervensi kesehatan spesifik.
4. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan: IDAI siap mendukung pemerintah dalam menyusun regulasi dan kebijakan yang pro-anak, seperti pengaturan tentang makanan dan minuman tinggi gula, garam, dan lemak (GGL), perlindungan anak dari iklan rokok, serta penguatan sistem surveilans penyakit anak.
Meski demikian, IDAI juga mencatat bahwa tantangan kesehatan anak Indonesia masih kompleks. Beberapa isu kritis yang menjadi perhatian IDAI adalah:
* Stunting dan Masalah Gizi: Prevalensi stunting masih memerlukan percepatan penurunan. IDAI terus mengedukasi orang tua dan tenaga kesehatan tentang pentingnya gizi pada 1000 HPK, pemberian ASI eksklusif, dan MPASI yang tepat.
* Cakupan Imunisasi: Perlindungan optimal dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) masih menjadi target. IDAI aktif dalam Program Imunisasi Nasional dan mengedukasi masyarakat untuk menolak hoaks dan misinformation seputar imunisasi. Meski demikian, masih ada tantangan minimnya upaya dari pemerintah daerah untuk distribusi vaksin dan obat-obatan terutama di wilayah terpencil.
* Kesehatan Jiwa dan Kesejahteraan Psikososial: Tekanan di era digital, perundungan (bullying), dan dampak pandemi telah meningkatkan masalah kesehatan jiwa pada anak. IDAI mendorong integrasi layanan kesehatan jiwa di tingkat pelayanan primer dan meningkatkan kapasitas dokter anak dalam deteksi dini masalah psikologis.
* Penyakit Tidak Menular (PTM) pada Anak: Obesitas anak, alergi, dan asma semakin meningkat. Pola hidup sehat, aktivitas fisik, dan pengaturan pola makan harus ditanamkan sejak dini.
* Perlindungan dari Kekerasan dan Eksploitasi: IDAI, melalui Satgas Perlindungan Anak dan Satgas Remaja IDAI, berperan dalam identifikasi, tata laksana, dan pelaporan kasus kekerasan terhadap anak, serta advokasi untuk pencegahan.
Dalam momentum “My Day, My Rights” ini, IDAI menyerukan kepada semua pemangku kepentingan:
1. Kepada Pemerintah: Kami mendorong alokasi anggaran yang memadai untuk program kesehatan anak, penguatan sistem kesehatan, dan implementasi kebijakan yang melindungi anak dari produk-produk yang membahayakan kesehatannya.
2. Kepada Orang Tua dan Keluarga: Jadilah mitra terbaik bagi anak. Penuhi hak anak atas gizi, pengasuhan yang penuh kasih sayang, stimulasi, dan imunisasi lengkap. Dengarkan suara mereka dan libatkan dalam keputusan yang menyangkut kesehatannya.
3. Kepada Masyarakat dan Media: Ciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak. Sebarkan informasi kesehatan yang akurat dan bertanggung jawab, serta hentikan stigma terhadap anak dengan penyakit tertentu.
4. Kepada Seluruh Anggota IDAI: Terus tingkatkan kompetensi, berikan pelayanan yang prima, dan jadilah advokat yang gigih untuk hak-hak kesehatan setiap anak Indonesia di mana pun mereka berada.
“Setiap anak Indonesia, di mana pun mereka berada, berhak untuk sehat, tumbuh kembang optimal, dan terlindungi. Memastikan hak-hak ini terpenuhi bukan hanya tanggung jawab orang tua dan tenaga kesehatan, tetapi komitmen bersama sebagai bangsa. IDAI akan terus bersinergi dengan pemerintah, sesuai arahan ASTA CITA, untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045 yang sehat, cerdas, dan berkarakter. Hari ini adalah hari mereka, dan masa depan adalah hak mereka,” tutup DR Dr Hikari Ambara Sjakti, SpA, SubspHemaOnk(K) - Sekretaris Umum Pengurus Pusat IDAI.
