![]() |
Caption : Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat,George Edwin Sugiharto.S.I.P. |
BOGOR.LENTERAJABAR.COM,- Puluhan siswa terluka ketika atap bangunan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, roboh pada Rabu (10/9/2025) saat kegiatan belajar dan mengajar berlangsung.
Ambruknya atap di salah satu gedung SMKN 1 Cileungsi itu terjadi pada pukul 09.10 WIB. Para pelajar di empat ruangan yang ada di lantai dua terdampak.
![]() |
Caption :Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat,George Edwin Sugiharto.S.I.P. saat meninjau langsung ke SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor pada hari Kamis (11/9/2025) |
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat,George Edwin Sugiharto.S.I.P. mengungkapkan pihaknya gerak cepat meninjau langsung ke SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor pada hari Kamis (11/9/2025) untuk memastikan kondisi para siswa dan guru pasca bencana tersebut.
Yang Kedua ternyata Kami Komisi V pada bulan April 2025 lalu menemukan evaluasi kelayakan bangunan.SMKN SMKN 1 Cileungsi memiliki 4 Bangunan yaitu,A,B,C dan D.Untuk gedung C berdasarkan temuan itu sudah ada catatan atap bangunan tersebut dalam kondisi membahayakan,Kami menyampaikan bahwa seharusnya bila ada catatatan tersebut harus cepat tanggap untuk dilakukan perbaikan rehabilitasi,kita tidak bisa menunggu lama namun kita terjebak pada proses administrasi sehingga akhirnya sebelum proses administrasi tersebut hal tidak dinginingan terjadi pada bulan September atap bangunann sekolah di gedung C itu ambruk,tegas Kang Joss.
Ditambahkan Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jabar XII meliputi Kota/ Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu ini,jadi catatan Kami,mohon agar bila ada studi kelayakann bangunan yang membahayakan.
Jadi catatan kami adalah mohon agar kalau misalkan ada studi kelayakan bangunan yang sudah dinyatakan membahayakan harus ada diskresi skala prioritas artinya jangan administrian mengalahkan resiko yang membahayakan. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa seperti itu.Jadi kedepan kalau memang sudah dinyatakan membahayakan harus segera ditindaklanjuti di rehab seperti itu yang ketiga kami menyampaikan agar kemudian dinilai ulang atau dicek ulang studi kelayakan bangunan-bangunan SMA SMK se-Jawa Barat.
Kita harus bisa mengambil pelajaran dari SMK 1 Cileungsi. Jangan sampai bangunanbangunan yang tidak layak itu kemudian dilalaikan diabaikan tidak direhab karena ini kalau misalkan khususnya atap taruhannya nyawa. Selanjutnya khusus di SMK 1 Cileungsi bangunan gedung A B dan C itu kan dikerjakan di tahun yang sama yaitu kurang lebih 10 tahun yang lalu. Kemudian dikerjakan di tahun yang sama kalau tidak salah di 2015.
Di kerjaan yang sama spesifikasinya pun sama. Sehingga kita menilai kalau dibangunnya tahun yang sama spesifikasinya sama maka resikonya pun sama. Akan ada paling tidak resiko yang sama seperti bangunan di atap di gedung C. Maka kami menyampaikan untuk disegerakan dan untuk memang rehab di gedung C ditanggung oleh pemerintah provinsi Jawa Barat sedangkan rehab di gedung A, B dan D itu tanggung jawab Kementerian jadi kami menghimbau agar dipercepat untuk rehab gedung A, B dan D Karena menurut penilaian kami memiliki resiko yang sama karena dibangun di tahun yang sama dengan spesifikasi yang sama. (Red/AdPar)