Jawa Barat memang menjadi salah satu provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia karena banyaknya jumlah penduduk di Jabar. Karenanya upaya penurunan prevalensi stunting penting untuk terus dilakukan.
Kepala Perwakilan Kemendukbangga/ BKKBN Provinsi Jabar, Dadi Ahmad Roswandi menyatakan, intervensi harus dilakukan oleh pihaknya agar prevalensi stunting di Jawa Barat turun. Pembagian daging kurban menjadi salah satu upayanya.
"Kurban ini salah satunya, ada intervensi gizi," tutur Dadi. Daging kurban tersebut dibagikan untuk keluarga yang berpotensi stunting di sekitar Gudang Alkon Jabar yang berlokasi di Jalan Margacinta Kota Bandung. Selain itu, paket daging kurban tersebut pun dibagikan kepada KRS di sekitar Kantor BKKBN Jabar di Jalan Surapati Kota Bandung.
Menurutnya, saat ini pihaknya hanya membagikan 100 paket karena hewan yang dipilih yang berkualitas baik. Selain itu, waktu persiapan untuk kurban tahun ini hanya sebentar. Tapi, Dadi memastikan, tahun depan akan lebih banyak membagikan paket kurban bagi KRS.
Fokus utama: protein hewani untuk anak-anak yang rentan kekurangan gizi. Sebab dalam potongan daging itu terkandung zat besi dan nutrien lain yang penting bagi tumbuh kembang si kecil.
Lebih jauh, program ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang BKKBN untuk mempercepat penurunan angka stunting melalui pendekatan yang tidak hanya teknokratis, tapi juga kultural dan spiritual. Di sinilah nilai qurban menemukan makna baru, sebagai bentuk investasi sosial untuk generasi mendatang.
Terdapat lima pilar utama dalam penanganan stunting, yaitu komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan perubahan perilaku, konvergensi program, ketahanan pangan dan gizi, serta pemantauan dan evaluasi. BKKBN juga menegaskan jika masyarakat pun berperan penting dalam upaya pencegahan stunting, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menyediakan makanan bergizi.(red/rie)