Caption : Menurut Wakil Wali Kota Bandung, Erwin saat lokakarya betema"Menuju Kota Hijau dan Rendah Karbon di Jawa Barat”
KOTA BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,- Pemerintah Kota Bandung kembali menegaskan komitmennya untuk menjadi pelopor dalam mewujudkan kota hijau dan rendah karbon di Jawa Barat.
Komitmen ini ditegaskan dalam lokakarya bertema “Menuju Kota Hijau dan Rendah Karbon di Jawa Barat” yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari berbagai sektor.
Menurut Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, tema lokakarya ini dinilai sangat relevan, mengingat dunia tengah menghadapi dampak nyata dari perubahan iklim.
Kota-kota di Jawa Barat, termasuk Bandung, terus tumbuh pesat, namun di sisi lain juga dihadapkan pada tantangan seperti urbanisasi, pencemaran lingkungan, dan persoalan kesehatan masyarakat.
“Sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, Kota Bandung merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi contoh dalam pembangunan kota yang berkelanjutan, inklusif, dan ramah lingkungan,” ujarnya pada lokakarya “Menuju Kota Hijau dan Rendah Karbon di Jawa Barat”, di Pullman Hotel, Kamis 15 Mei 2025.
“Kami percaya, perubahan menuju kota hijau dan rendah karbon bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Ini hanya bisa tercapai jika semua pihak bergerak bersama,” tambah Erwin.
Ia menyampaikan, terdapat tiga fokus utama Kota Bandung yaitu Hijau, Energi Bersih, dan Transportasi Ramah Lingkungan.
Dalam rangka mewujudkan Jawa Barat yang lebih hijau dan rendah karbon, Kota Bandung mendorong kolaborasi lintas sektor untuk fokus pada tiga hal utama. Ketiganya yaitu:
1. Pembangunan infrastruktur hijau seperti memperluas ruang terbuka hijau di kota.
2. Transisi ke energi terbarukan, termasuk pemasangan panel surya di gedung-gedung pemerintah.
3. Penguatan transportasi rendah emisi, seperti pengembangan bus Trans Metro Bandung berbahan bakar listrik, serta pembangunan jalur sepeda yang terintegrasi.
“Bandung telah memulai langkah-langkah nyata. Dari regulasi yang memberi apresiasi bagi bangunan ramah lingkungan, hingga mewajibkan gedung-gedung menyediakan ruang terbuka hijau,” jelasnya.
Meski demikian, lanjut Erwin, perjalanan menuju kota hijau dan rendah karbon memiliki tantangan.
Salah satunya adalah keterbatasan anggaran untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur hijau yang bersifat jangka panjang.
Tantangan lainnya adalah bagaimana mendorong masyarakat agar mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
“Kami sadar mengubah kebiasaan bukan hal yang mudah. Tapi kami percaya, dengan edukasi dan sosialisasi yang konsisten dan kreatif, masyarakat akan ikut bergerak,” tuturnya.
Erwin berharap lokakarya ini dapat menghasilkan rekomendasi dan langkah-langkah nyata untuk memperkuat koordinasi lintas sektor menuju kota hijau dan rendah karbon di Jawa Barat.
“Mewujudkan kota hijau bukan hanya tugas pemerintah. Ini tanggung jawab bersama pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media. Mari kita bergerak bersama demi masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” katanya.(red/yan)