Notification

×

Iklan

Iklan

CoE pada 100 Hari Pencapaian Struktural USB YPKP

Selasa, 07 Februari 2023 | 11:06 WIB Last Updated 2023-02-07T04:06:03Z


BANDUNG.LENTERAJABAR.COM
,- 100 hari masa kerja struktural di lingkungan Rektorat USB YPKP Bandung catatkan sejumlah pencapaian. Mulai dari mendapatkan hibah insentif PKM berbasis MBKM dari Kemendikbud, renovasi infrastruktur hingga peluncuran sistem informasi terintegrasi (SIFORTER). 

Tepat di momen pencapaian 100 hari masa kerja struktural, Senin (6/2/2023), USB YPKP Bandung meresmikan Center of Excellence (CoE). Lembaga bertaraf internasional ini didirikan atas kerjasama dengan perusahaan Jepang, Asari Kyoiku Gakuen dan PT Indonesia Research Institute Japan-Jakarta (IRIJ). 

Rektor USB YPKP Bandung, Dr. Didin Saepudin S.E., M.Si, mengatakan, didirikannya Center of Excellence (CoE) sebagai implementasi dalam menjalankan nilati Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat. 

Center of Excellence, kata Dr. Didin, bertajuk kajian multidisiplin pendidikan dan pengembangan berkelanjutan untuk kesejahteraan anak usia dini. Salah satu kegiatan yang akan dilakukan yakni, penelitian deskriptif di bidang pendidikan termasuk pendidikan anak dan penelitian implementatif dan aplikatif secara komperhensif dan multidisiplin. 

Alasan didirikannya lembaga Center of Excellence (CoE), USB YPKP Bandung melihat keberhasilan pendidikan di suatu negara tidak hanya dinilai dari pendidikan tingkat tingginya, namun sejak pendidikan usia dini yang berkualitas. 

"Sebetulnya (Center of Excellence) diawali dengan kita melihat bahwa keberhasilan sebuah pendidikan di suatu negara itu kan tidak ujug-ujug di ujungnya. Justru keberhasilan pendidikan secara keseluruhan, (pendidikan) PAUD itu menjadi peran penting," ujar Rektor Didin usai kegiatan Capaian 100 Hari Struktural dan Peresmian Center of Excellence di GSG kampus USB YPKP Bandung, Jalan PHH Mustofa No. 68, Kota Bandung. 

"Dan kami juga tidak melihat sekup nya hanya sederhana pendidikan PAUD nya, tapi holistiknya secara keseluruhan. Mulai dari sudut pandang keluarga, mungkin dari sisi ekonomi kita riset secara detil dan mendalam," imbuh Rektor. 

Dari hasil riset yang akan dijalankan USB YPKP Bandung, nantinya ada sebuah produk atau output atau model lingkungan yang baik dari sebuah pendidikan anak usia dini (PAUD), misalnya dari sisi fisik, sisi ekonomi dan lain sebagainya. 

"Pertama mungkin kita berharap bahwa nanti dari hasil riset ini ada sebuah produk output, misalnya model lingkungan yang baik dari sebuah PAUD dilihat dari sisi aspek fisik, kami bisa kontribusi dari (disiplin ilmu) sipil nya," kata Rektor Didin. 

Kemudian, sambung Rektor, mungkin dari sisi ekonomi bisa saja, bahwa kontribusi dari orang tua untuk pengembangan PAUD itu sebetulnya idealnya berapa. 

"Kalau misalnya ingin suatu PAUD yang betul-betul memenuhi standar apa yang diharapkan oleh kementerian," ungkap Rektor Didin. 

Center of Excellence (CoE) tidak menutup kemungkinan untuk menambah atau bekerjasama dengan pihak lain. 

"Karena kebetulan kita tidak ada fakultas kependidikan, paling kita kerjasama dengan pihak (universitas) lain. Jadi kolaborasi nanti dengan banyak pihak, dari sisi keilmuan kita punya seperti ini, yang lain (punya) seperti ini. Jadi bisa menjadi sebuah model yang bagus," pungkasnya.

Sementara, Kenji Asari, selaku pihak yang ditunjuk sebagai Ketua CoE periode pertama menyampaikan selamat atas capaian yang sudah diraih di 100 hari kerja struktural USB YPKP Bandung. Dirinya juga bersyukur di 100 hari kerja struktural, USB YPKP Bandung berkenan untuk bekerjasama mendirikan Center of Excellence. 

"Kami juga sangat setuju sekali dengan visi dan misi filosofi dari center of excellence yang disampaikan rektor. Dan kami sangat berterimakasih atas kepercayaannya untuk menunjuk saya sebagai pimpinan yang pertama di CoE," ungkap Kenji Asari. 

Dirinya menyampaikan dua hal yang diharapkan dari terbentuknya Center of Excellence (CoE), pertama untuk meningkatkan kualitas pendidikan usia dini, tidak hanya di negara Indonesia tapi juga di negara Jepang. 

"Jadi kami juga bisa belajar dari Indonesia," katanya. 

Yang kedua, lanjut Kenji Asari, meningkatkan hubungan baik antara kedua negara (Indonesia-Jepang). (*)

×
Berita Terbaru Update