Caption : Pemateri dan Peserta Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Nazhir, LSP dan BWI foto bersama seusaidi pelatihan di Gunung Putri Hotel, Jl. Raya Tangkuban Parahu No.KM 16-17, Cibogo, Kec. Lembang, Kabupaten Bandung Barat. |
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,- Indonesia sebagai negara mayoritas beragama Islam, memiliki potensi wakaf yang amat besar. Berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia (BWI) Maret 2022, potensi aset wakaf berupa tanah yang tercatat di Indonesia sebanyak 56.134,75 hektar, di 428.820 lokasi.
Sayangnya potensi besar
ini belum benar-benar produktif. Selain karena keterbatasan dana juga belum
diimbangi dengan kapasitas pengelolaan harta benda wakaf yang memadai.
Maka guna
mengakselerasi penguatan karakter dan peningkatan kapasitas nazhir (pengelola
wakaf), serta mendorong spirit wirausaha muslim untuk aktif berkontribusi
optimalkan kebermanfaatan wakaf, Sinergi Foundation melalui Wakafpreneur
Academy (WAKAFA) menggelar Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Nazhir Wakaf
bersama mitra resmi penyelenggara Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Nazhir,
LSP dan BWI.
Dalam kegiatan
tersebut, WAKAFA mengundang ahli dan pakar di bidang wakaf sebagai narasumber.
Seperti Prof. Dr. Nurul Huda, SE., MM., M.Si. (Komisioner
Badan Wakaf Indonesia (BWI), Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) BWI), Dr.
Hendri Tanjung, MBA., Ph. D (Komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI)), dan Asep
Irawan (CEO Sinergi Foundation, Wakafpreneur, Praktisi pengelolaan wakaf
berorientasi Peradaban, Asesor LSP BWI).
Pada pelatihan tersebut
peserta tak hanya mendalami materi fiqh wakaf, rukun wakaf, dan jenis-jenis
wakaf saja. Tapi juga memahami pengelolaannya, sehingga aset berupa harta atau
benda wakaf dapat menghasilkan kebaikan bagi sesama.
“Wakaf itu tidak hanya
menahan harta agar kekal tapi bagaimana nazhir di sini sebagai pengelola dapat
memproduktifkan wakaf sehingga dapat terus menghasilkan manfaat. Ini yang
penting,” jelas Prof. Dr. Nurul Huda saat memberikan materi.
Karena itu, lanjutnya,
nazhir harus bisa mengembangkan harta wakaf guna memaksimalkan hasil dari
pengelolaan wakaf untuk kegiatan sosial.
“Ada beberapa contoh
negara yang sudah mengembangkan wakaf produktif. Misalnya di Yordania.
Pengelolaannya sudah sangat produktif, jadi tidak heran ada banyak fasilitas
untuk masyarakat yang didanai dari hasil wakaf produktif. Seperti pendidikan,
kesehatan, sampai bantuan untuk keluarga pra sejahtera,” imbuh Prof. Dr. Nurul
Huda.
Maka, bukan tidak
mungkin Indonesia juga dapat melakukan hal serupa, bahkan lebih. Karena
potensinya yang begitu besar.
“Tinggal kompetensi
nazhirnya dipersiapkan. Karena mengelola wakaf yang begitu besar juga harus
diiringi dengan kapasitas nazhir. Karena itu, penting bagi nazhir untuk
membekali diri dengan dengan ilmu dan skill dalam pelaksanaan penerimaan harta
wakaf,” ucap Prof. Dr. Nurul Huda.
Dr. Hendri Tanjung yang
juga hadir sebagai pemateri amat mengapresiasi Pelatihan dan Sertifikasi
Kompetensi Nazhir Wakaf. “Insya Allah, program ini akan terus berlanjut guna
mensukseskan terlahirnya 1000 nazhir pada tahun ini.”
Sebab dengan
bertambahnya jumlah nazhir yang kompeten, imbuhnya, maka akselerasi dalam
memproduktifkan potensi wakaf yang begitu besar dapat dilakukan.
“Masih banyak tanah
wakaf yang belum produktif dan belum dimanfaatkan secara baik. Untuk memaksimalkan
potensi wakaf maka perlu adanya nazhir wakaf yang kompeten,” kata Dr. Hendri
Tanjung.
Kegiatan pelatihan yang
diikuti 40 peserta ini berlangsung selama 2 hari dari tanggal 25 – 26 Mei 2022
ini diikuti oleh 40 peserta secara daring. Kemudian ditutup dengan tes uji
kompetensi pada Ahad, 29 Mei 2022 di Gunung Putri Hotel, Jl. Raya Tangkuban
Parahu No.KM 16-17, Cibogo, Kec. Lembang,
Kabupaten Bandung Barat.
Selain me-review
materi, tes ini juga berfungsi untuk melihat pemahaman peserta terhadap materi
yang disampaikan.
“Alhamdulillah, event
perdana WAKAFA sukses digelar. Semoga materi yang diberikan tak hanya
meningkatkan kualitas peserta sebagai nazhir wakaf, tapi juga memotivasi
peserta untuk kreatif dalam mengembangkan wakaf. Sehingga manfaat yang
dihasilkan dapat ditebar luas di masyarakat,” tukas Project Manager WAKAFA,
Abdul Azis.
Wakafpreneur Academy
(WAKAFA) merupakan lembaga edukasi wakaf (plus entrepreneurship), guna
mengakselerasi penguatan karakter dan peningkatan kapasitas nazhir (pengelola
wakaf), serta mendorong spirit wirausaha muslim untuk aktif berkontribusi bagi
terciptanya perbaikan bangsa.(Red/**)