Notification

×

Iklan

Iklan

Gerak Cepat Jabar Antisipasi Penularan COVID-19 Saat Libur Panjang

Jumat, 30 Oktober 2020 | 15:48 WIB Last Updated 2020-10-30T08:48:29Z

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menghadiri Rapat Koordinasi Antisipasi Dampak Libur Panjang terhadap Kenaikan Kasus COVID-19 bersama Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (RI) Luhut Binsar Pandjaitan via konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (30/10/20). (Foto: Yogi P/Humas Jabar)

BANDUNG.LENTERAJABAR.COM
,--Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) bergerak cepat dalam mencegah penyebaran COVID-19 saat libur dan cuti bersama tahun 2020. Pengetesan COVID-19 pun dilakukan di sejumlah destinasi wisata dan pintu masuk Jabar.

Hal tersebut dikatakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar saat menghadiri Rapat Koordinasi Antisipasi Dampak Libur Panjang terhadap Kenaikan Kasus COVID-19 bersama Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (RI) Luhut Binsar Pandjaitan via konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (30/10/2020).

"Pemeriksaan tes masif pun kami lakukan di 54 titik. Pengetesan dilakukan secara acak melalui metode rapid test. Apabila ada yang reaktif, maka akan berlanjut dengan swab test," kata Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil.

Terdapat 14 kabupaten/kota di Jabar yang kerap dikunjungi wisatawan saat libur panjang. Pengawasan penerapan protokol kesehatan pun dilakukan, termasuk pengetesan COVID-19.

Kang Emil menyatakan, pengetesan COVID-19 amat krusial untuk menekan potensi lonjakan kasus COVID-19. Karena bertujuan untuk mengantisipasi libur dan cuti bersama agar tidak menjadi medium penularan COVID-19.

Kang Emil pun meminta wisatawan dan pelaku perjalanan disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.

“Kami melalui TNI dan Polri serta Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) terus berjaga semaksimal mungkin untuk memastikan protokol kesehatan 3M tersebut dilakukan oleh masyarakat yang berlibur ke tempat wisata,” katanya.

Selain itu, kata Kang Emil, petugas keamanan mesti memastikan pengelola destinasi wisata berkomitmen menjalankan protokol kesehatan, seperti membatasi jumlah pengunjung.

“Intinya, masyarakat boleh berwisata, asalkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan 3M tadi secara ketat dan disiplin,” ucap Kang Emil.

Menko Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah provinsi intens mengampanyekan pentingnya protokol kesehatan 3M di masa pandemi COVID-19, khususnya di tempat-tempat yang berpotensi menciptakan kerumunan.

“Upaya perbaikan terus didorong oleh pemerintah pusat, menyangkut protokol kesehatan dan isolasi terpusat. Saya mohon para kepala daerah agar tidak pernah bosan untuk menyampaikan protokol kesehatan 3M,” kata Luhut.

Luhut menyatakan, penguatan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pusat isolasi perlu dilakukan sebagai upaya antisipasi apabila terjadi lonjakan kasus COVID-19.

“Kapasitas ICU dan ruangan isolasi harus berjalan dengan baik, obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan harus sesuai tata laksana klinis pasien COVID-19 tersedia dengan cukup," katanya.  

"Operasi penegakan protokol kesehatan 3M pun perlu ditingkatkan terutama  tempat-tempat pusat keramaian,” imbuhnya. (Rie/Red)

×
Berita Terbaru Update