Politisi Partai Gerindra Lina Ruslinawati,Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat. |
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,-Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, Lina Ruslinawati lebih
memilih penguatan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) Jabar Agro
dibandingkan harus merancang Pusat Distribusi yang saat ini rancangan
peraturan daerah (Raperda) tengah digodok. Politisi Partai Gerindra ini
menilai Agro Jabar bisa dioptimalkan fungsinya sebagai pusat distribusi
sesuai dengan semangat dari raperda yang tengaj digodok DPRD dan Pemprov
Jabar saat ini.
Menurut Lina konsep dari pusat
distribusi Jawa Barat tersebut yang padat modal membutuhkan investasi
yang luar biasa. “Saya belum tahu nanti itu dananya dari mana, kemarin
kita sudi banding ke cipinang pusat distribusi beras terbesar saat ini.
Itu luar biasa infastrukturnya gudang besar dengan kapasitas luar biasa,
dan yang terpenting itu ketersedian suplai,” jelas Lina kepada media Rabu (10/6/2020)
Itu
baru beras, belunm daging sayur dan lainnya karena dalam raperda Pusat
Distribusi akan mengelolah suplai dan demand dari 12 komoditas. Leni
memberikan contoh lainnya bahwa rancangan pusat distribusi ini bukan
banyak uang.
“Kemaren juga kami berkunjung dan
menyerap informasi dari manajem mc Donald di Cikarang. Untuk suplai Jawa
Barat mereka punya gudang khusus dengan kapasitas liar biasa dilengkapi
banyak mesin pendingin,” sambung Lina.
Ini
baru bicara dua komoditas, yang membutuhkan butuh banyak fasilitas,
infrastruktur, dan lahan. Sedangkan menurut Anggota DPRD Jabar Komisi II
ini ada 12 komoditas yang akan digarap oleh pusat distribusi Jawa Barat
ini.
“Saya tidak tahu bentuknya pasar atau
apa, tapi kalau dari naskah akademisnya mengarah ke pasar, karena ada
baja ringan dan segala macam. Ini mau bangun pasar secara fisik atau
secara sistem. Ini arahnya kurang jelas,” ungkap Lina.
Secara
tujuan raperda tersebut salah satu tujuannya mau memotong jalur
distribusi barang agar harga lebih murah artinya berorientasi konsumen,
karena menganggap selama ini jalur distribusi terlalu panjang. “Tapi kan
tidak jelas juga pemotongan jalur distribusinya dimana?,” ujar
perempuan yang berasal dari daerah pemilihan Sukabumi ini lebih jauh.
Terkini,
anggota pansus raperda sepakat menghilangkan semua kata pasar dalam
naskah raperdanya. Artinya yang akan dibangun dari reperda ini adalah
sistemen.
Lina lebih tertarik mengefekfikan
potensi Agro Jabar, salah satu BUMD milik pemprov yang juga bergerak
dibidang yang sama yaitu menggali potensi produksi warga Jawa Barat
khususnya pertanian. “Kalau bicara sistem, kita punya Agro Jabar itu
saja yang diefektikan hingga memiliki fungsi lebih luas yaitu sebagai
pusat distribusi 12 komoditas. Jangan kita bentuk badan baru yang
sebenarnya bisa mengefektifkan lembaga yang sudah ada,” pungkas Lina
yang ikut membahas raperda pusat distribusi Jawa Barat bersama
pemerintah provinsi Jabar.(Rie/Red)