Notification

×

Iklan

Iklan

Subling di Garut, Gubernur Jabar Paparkan Program Desa

Minggu, 26 Januari 2020 | 12:10 WIB Last Updated 2020-01-26T05:11:57Z
Caption : Gubernur Jabat Ridwan Kamil foto bersama seusai Sholat Subuh Berjamaah Keliling (Subling) di Masjid Besar Wanaraja, Kab. Garut, Minggu (26/1/20).
GARUT.LENTERAJABAR.COM,-- Mengawali kunjungan kerjanya (kunker) pada hari kedua di Kabupaten Garut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggelar Sholat Subuh Berjamaah Keliling (Subling) di Masjid Besar Wanaraja, Kab. Garut, Minggu (26/1/20).

Dalam sambutannya, Emil —sapaan Ridwan Kamil— mengapresiasi warga Wanaraja yang konsisten menggelar Subuh Akbar setiap akhir pekan. 

“Ternyata Subling di Wanaraja ini lebih keren, karena sudah ada programnya dan logonya,” kata Emil. 

Terkait program pembangunan, Emil menyampaikan tiga berita baik untuk masyarakat Garut.

“Pertama, kalau tidak ada halangan saya akan balik lagi ke Garut minggu depan untuk meresmikan jalur kereta api yang akan langsung ke pusat Kota Garut,” ucapnya.

Emil pun meminta pemerintah daerah dan masyarakat Garut memanfaatkan akses transportasi tersebut untuk meningkatkan perekonomian. Sebab, kata dia, Garut memiliki potensi wisata yang lengkap, mulai dari gunung dan laut, hingga wisata air.

Selain itu, Emil mengatakan, revitalisasi Situ Bagendit akan dimulai tahun ini dengan anggaran sekitar Rp100 miliar. Menurut dia, revitalisasi ini merupakan bantuan langsung dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

“Dan kita juga akan buat GOR (gedung olah raga) nilainya Rp125 miliar. Karena saya ingin anak-anak Garut, anak-anak Jawa Barat itu punya empat hal,” tambahnya.

Pertama, generasi muda Jawa Barat harus memiliki Physical Quotient (PQ) atau fisik yang baik. Kedua, Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan jiwa. Kemudian, Emotional Quotient (EQ) atau akhlak. Terakhir, Intelligence Quotient (IQ).

Kunjungan kerja gubernur ini dilakukan dalam rangka program Sapa Desa. Melalui program ini, Emil ingin setiap desa yang ada di Jawa Barat mempunyai potensi pariwisata yang bisa meningkatkan perekonomian desa dan masyarakatnya.

“Kami ada program Sapa Desa. Kita ingin setiap desa di Jawa Barat punya ekonomi pariwisata, salah satunya kalau wisawatan datang ke tempat ini menginapnya di rumah warga, termasuk saya tadi malam menginap di rumah warga, yaitu rumah Pak Dadang,” kata Emil.

“Alhamdulillah, rumahnya sederhana tapi nyaman. Rumah ini nanti bisa kita promosikan melalui digital. Nah, inilah yang disebut ekonomi Pancasila,” tambahnya.

Menurut Emil, hal tersebut bisa menjadi potensi Garut untuk maju. Hal tersebut bisa dilakukan melalui pengembangan ekonomi desa melalui berbagai potensinya. 

"Bisa jadi potensi dan Garut bisa maju melalui pariwisata, karena potensi wisatanya lengkap, mulai dari air panas sampai air dingin, dari gunung sampai laut, semuanya ada di Garut,” katanya.

Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat sendiri sudah meluncurkan sejumlah program untuk mendorong pengembangan ekonomi desa, seperti One Village One Company (OVOC), Desa Digital, dan Patriot Desa. 

“Salah satu yang ingin kita dorong adalah kemajuan desa. Karena cita-cita kita ingin tinggal di desa tapi rejeki kota. Kita juga Ada Talisa (Pusat Digital Desa). Jadi, di program ini seluruh balai desa di Jawa Barat harus dilengkapi ruangan ber-komputer, tujuannya sederhana untuk promosi atau jual beli online,” ucap Emil.

“Sudah ada 110 sarjana sudah saya kirim ke desa-desa di Jawa Barat untuk —tugasnya hanya satu— mendirikan perusahaan. Kita seleksi dengan banyak anak muda namanya program Patriot Desa,” imbuhnya.

Program Patriot Desa ini ditujukan untuk para pemuda Jawa Barat yang memiliki skill atau keahlian. Ada empat kriteria yang harus dimiliki peserta Patriot Desa, yaitu memiliki skill atau keahlian terutama di bidang digital, mempunyai daya juang tinggi atau tidak mudah menyerah, mempunyai nilai untuk menggerakkan, serta mempunyai nilai keikhlasan.

Selain program di bidang ekonomi, Emil pun menjelaskan bahwa pihaknya ingin membangun desa dari sisi spiritualitasnya. Untuk itu, Pemda Provinsi Jawa Barat juga menggulirkan program Satu Desa Satu Hafidz Quran atau Sadesa.

“Program Sadesa itu, Satu Desa Satu Hafidz Quran. Kami bercita-cita dari 5.300-an desa di Jawa Barat, masing-masing harus punya minimal satu penghafal Quran. Kepada desa yang belum punya akan kita beasiswa-kan,” pungkas Emil .(Rel/Rie)


×
Berita Terbaru Update