Notification

×

Iklan

Iklan

Kadisdik Jabar Ahmad Hadadi Panatau Pelaksanaan UN SLB

Selasa, 10 April 2018 | 15:28 WIB Last Updated 2018-04-10T08:28:28Z
BANDUNG, LENTERAJABAR.COM-Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Ahmad Hadadi meninjau pelaksanaan ujian nasional (UN) Sekolah Luar Biasa (SLB) di SLB Cicendo, Jalan Cicendo Kota Bandung, Selasa (10/4/2018).

Lebih lanjut dikatakannya di SLB ini ini peserta UN diikuti sebanyak 5 orang.pelaksanaannya tidak ujian nasional berbasis komputer (UNBK), tapi ujian nasional kertas pensil (UNKP). Di SLB ini untuk tingkat SMA, jadi tidak ada jurusannya. Peserta di sini ada tuna netra dan tuna rungu,jelas Hadadi.

Menurutnya untuk soal UN SLB semuanya berasal dari pusat. Pada SLB juga UN ini hanya untuk pemetaan pendidikan bukan untuk kelulusan.Kelulusan siswa ditentukan oleh sekolah,jelas pria berkacamata ini.

Sementara untuk soalnya juga hanya tiga yakni hanya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika. Soalnya dari pusat, kami hanya menyalurkan dan mengujikan saja,tuturnya.

Ditambahkannya soal SLB dan siswa disabilitas, Hadadi mengatakan pihaknya sangat fokus juga pada siswa disabilitas. Meskipun, pihaknya mengalami beberapa kendala seperti masyarakat masih belum sadar akan pentingnya sekolah.

Selain itu, sekolah SLB belum merata. SLB banyaknya di perkotaan, kalau di pelosok nyaris tidak ada,ke depan terkait masalah ini akan lebih menjadi perhatian Disdik Jawa Barat. Karena, pihaknya menargetkan semua pelajar di Kota Bandung, termasuk yang disabilitas harus sekolah. Selain SLB, Disdik Jabar juga terus menggelorakan sekolah inskulisf. Di sekolah formal, siswa disabilitas harus diterima.

Ditempat yang sama Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Pelayanan Khusus (PKLK) Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dadang Rahman mengatakan,sebanyak 201 siswa dari 52 Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB) di Jawa Barat mengikuti Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP),jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya seluruh peserta mengikuti ujian berbasiskan pensil dan kertas. Jumlah tersebut dari tahun ke tahun tidak banyak mengalami perubahan."Sebagian untuk siswa SMLB mengikuti proses pembelajaran di sekolah inklusi,"tutur Dadang seraya menyebutkan ujian nasional di SLB itu cukup menarik karena hal berikut ini.

1. Jumlah peserta

Setiap tahun jumlah peserta tidak banyak. Contohnya di SLB Wiyataguna ada 13 peserta ujian tuna netra dan 5 peserta di SLB-B Cicendo. "Ini menunjukkan dampak bahwa ketika sudah siap di SD dan SMP Luar Biasa, beberapa memilih sekolah inklusi. Tapi ada juga yang tetap fokus dilayani di SLB," ujar Dadang.

2. Tuna Grahita

Untuk peserta dari tuna grahita tidak mengikuti ujian nasional. Mereka mengikuti Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN). Untuk itu, soal diserahkan sepenuhnya pada sekolah. Beberapa kota yang cukup banyak siswa dari SLB adalah Bandung, Kuningan, Sukabumi, dan Garut.

3. Ujian dimodifikasi

Untuk peserta tuna daksa, soal ujian nasional tidak dibedakan dari peserta SMA dan SMK. Namun, untuk tuna rungu dan netra, dimodifikasi. "Untuk tuna netra untuk visualnya dimodifikasi dan cara mengerjakannya dengan huruf braile. Juga untuk tuna rungu, disesuaikan audionya," pungkasnya Dadang.(Red)
×
Berita Terbaru Update