Notification

×

Iklan

Iklan

Langkah Pemkot Bandung Akselerasi Penanganan Banjir

Senin, 08 Mei 2023 | 12:12 WIB Last Updated 2023-05-08T11:15:50Z

Caption : Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung  Ir. Didi Ruswandi MT pada kegiatan acara Bandung Menjawab.(foto ist)

BANDUNG.LENTERAJABAR.COM
,- Intensitas tinggi curah hujan yang turun belakangan ini menjadi salah satu faktor terjadinya genangan dan banjir di sejumlah titik Kota Bandung. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melakukan berbagai langka bersama para stakeholder untuk mengupayakan penanganan genangan dan banjir yang terjadi.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung  Ir. Didi Ruswandi MT menyampaikan, penanganan masalah banjir ini bukanlah perkara yang mudah dan dapat diselesaikan secara instan karena berkaitan dengan banyak hal. 

Menurut Didi upaya dan langkah yang dilakukan untuk mengatasi banjir, Pemkot Bandung telah membangun 9 Kolam Retensi Baru, 647 Sumur Resapan Dangkal, dan 3.706 Drumpori.

Selain itu, Pemkot Bandung juga rutin mengeruk saluran air, serta menghadirkan rumah pompa air yang siap siaga ketika banjir.

Lebih lanjut dikatakannya pembenahan untuk mengantisipasi banjir, di tahun 2023 Pemkot Bandung akan membangun tambahan kolam retensi di Margahayu Raya. Lalu, rumah pompa di Cibaduyut bawah tol dan rumah pompa di Jalan Ters Pasirkoja exit tol.

Seperti Kolam Retensi Rancabolang yang memiliki luas sekitar 8.000 meter persegi ini mulai berfungsi sebagai penyerap air saat hujan deras.

Pemkot Bandung juga telah membuat sumur imbuhan dangkal sebanyak 5.000 unit dan sumur imbuhan dalam sebanyak 30 unit. Jumlah itu akan terus bertambah di setiap ruang. 

Teknologi khusus pun sudah dihadirkan untuk mengatasi banjir. Salah satunya seperti rumah pompa di Kawasan Kopo Citarip. Daerah ini merupakan wilayah yang memiliki banyak sedimen. Sehingga membutuhkan pompa yang bisa menyedot lumpur juga.

Bahkan, di tahun ini ada tiga pembangunan rumah pompa di Kota Bandung, yakni di Cingingsed, Rancabolang untuk menangani banjir di Gedebage dan Adipura. Serta satu lagi di Kopo Citarip ini.

"Tak sekedar perbaikan infrastruktur, tapi juga berkaitan dengan perilaku manusia. Penyelesaian masalah banjir ini harus dilakukan secara holistik dan memerlukan langkah partisipatif dari semua kalangan," ujar didi.

Berdasarkan data dari dokumen  Rencana Strategis Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan jumlah titik genangan air dari 46 titik pada tahun 2020 menjadi tersisa sebanyak 10 titik genangan di Tahun 2023. 

Meski terlihat penurunan titik genangan yang menjadi indikator keberhasilan dalam mengatasi   banjir, namun pada kenyataannya terdapat titik banjir baru yang belum terpetakan pada saat dokumen Renstra tersebut disusun, antara lain titik banjir di bawah fly over kopo dan kawaluyaan. 

Penyebab banjir di Kota Bandung antara lain belum optimalnya koordinasi penanganan genangan banjir, belum optimalnya sarana dan prasarana Sumber Daya Air, rendahnya kapasitas drainase, tingginya sedimentasi dan sampah di saluran drainase serta berkurangnya daerah resapan air yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan. 

Pemkot Bandung tak bisa menyelesaikan ini sendirian. Butuh kerja sama dan kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat agar tantangan genangan dan banjir ini bisa segera teratasi.

"Oleh karena itu, mari bangkitkan kesadaran dari pribadi kita masing-masing untuk ikut berkontribusi menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan yang kerap jadi penyebab masalah banjir," imbuhnya. 

Penanggulangan banjir tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota Bandung. ASN harus memiliki sense of crisis dalam mengatasi permasalahan banjir. 

Lalu pertanyaannya, apa yang harus dilakukan oleh ASN dalam menanggulangi banjir ?? 

Dalam  upaya penanggulangan banjir, berikut adalah apa yang dapat dilakukan oleh ASN Pemerintah Kota Bandung sebagai individu dan warga masyarakat yakni : Memberikan contoh perilaku dengan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai yang akan mengakibatkan tersendatnya gorong-gorong dan drainase; 

Menanam pohon di halaman rumah dan atau lingkungan sekitarnya untuk dapat meningkatkan daya serap air tanah;  Membuat sumur resapan dangkal (drumpori) di sekitar tempat tinggal;  

Selain itu juga ada beberapa alternatif solusi dalam upaya penanggulangan banjir di Kota Bandung yang mengutamakan kolaborasi multi sektor, yaitu : 

Setiap pemohon Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) di Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang (Dinas Cipta Bintar) wajib membuat sumur resapan dangkal; 

Membangun dan memelihara taman kota sebagai  ruang terbuka hijau  dan  serapan air oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman; 

Konservasi lahan kritis di hulu sungai dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup; Sosialisasi dan edukasi masiv yang dilakukan oleh aparat kewilayahan kepada warga masyarakat serta memastikan pasukan gorong-gorong dan kebersihan melakukan pemeliharaan saluran air dan melakukan fungsi pemantauan ketika hujan deras ; 

Adapun, sebagai dinas teknis yang mengampu urusan Pekerjaan Umum khususnya dalam penanganan banjir, maka Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung melaksanakan pembangunan infrastruktur penanganan banjir seperti pembangunan rumah pompa, tembok penahan tanah, penataan sempadan sungai , membuat kolam retensi (parkir air), serta normalisasi sungai dan saluran air. 

Dengan upaya yang telah dilakukan, maka harapan ke depannya Bandung bebas banjir .(Adv)






 

×
Berita Terbaru Update