Notification

×

Iklan

Iklan

Dirut Perumda Tirtawening Sonny Salimi Ungkap Penyebab Tidak Lancarnya Air

Selasa, 21 Februari 2023 | 12:04 WIB Last Updated 2023-02-21T05:04:59Z

Caption : Dirut Perumda Tirtawening Sonny Salimi.

BANDUNG.LENTERAJABAR.COM
,- Ombudsman Jawa Barat menyatakan beberapa kali menerima aduan warga bahwa aliran air PDAM kecil, berhenti, atau hanya keluar pada tengah malam.

Akibatnya, tidak sedikit pelanggan PDAM Tirtawening membeli air galon untuk memenuhi kebutuhan penggunaan air bersih.

Aduan warga mengenai aliran air PDAM Tirtawening tidak lancar bahkan berhenti disampaikan Kepala Keasistenan Penerimaan Verifikasi Laporan Ombudsman Jabar, Fitry Agustine.

"Saat awal tahun langsung ada aduan mengenai air PDAM di Kota Bandung. Sampai saat ini sudah ada tiga aduan. Meski sedikit, tapi kita harus lihat adanya permasalahan yang berulang," ujar Fitry di Kantor Ombudsman Jabar Jl.Kebonawu Utara No.1 Kacapiring .

"Laporan ini masuk dalam kategori reaksi cepat Ombudsman (RCO). Hampir kebanyakan pengaduan yang masuk belum ditindaklanjuti dengan cepat," tambahnya.

Adapun penyebab aliran air PDAM di Kota Bandung terkadang tidak lancar bahkan berhenti tidak sampai mengalir ke rumah-rumah pelanggan diungkap Dirut Perumda Tirtawening Sonny Salimi.

Sebelum menjabarkan penyebab, Sonny Salimi menegaskan terlebih dahulu bahwa pihaknya tidak pernah menahan air untuk tidak didistribusikan ke rumah masyarakat.

"Secara ideal, harusnya suplai air untuk Kota Bandung mencapai 6.000 liter per detik. Saat ini suplai kita baru berkisar 2.200 – 2.400 liter per detik. Itu pun sangat berpengaruh terhadap cuaca di cekungan Bandung," jelas Sonny.

Sonny lanjut menjelaskan faktor pertama penyebab air tidak mengalir sampai ke rumah masyarakat karena dipengaruhi cuaca.

Kedua, faktor yang mengakibatkan air tidak mengalir sampai ke rumah pelanggan adalah bergantung pada aktivitas PT Indonesia Power.

"Kita sangat tergantung dengan aktivitas Indonesian Power yang memiliki otoritas mengelola Situ Cileunca dan Cipanunjang. Pada saat mereka menghentikan teknis, kami pun artinya harus berhenti. Ketika kita berhenti, suplai kepada masyarakat pun jadi menurun," akunya.

Melihat hal tersebut, Sonny berpendapat jika Kota Bandung tidak bisa dikategorikan krisis air. Sebab volume air saat ini masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kendati demikian, Sonny mengimbau agar masyarakat turut mendukung untuk bersama-sama menjaga dan menambah jumlah volume air bersih. 

"Masyarakat juga punya tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sungai-sungai bersih, air tanah kembali banyak," tuturnya.

Selain itu, dia memastikan jika tarif untuk tagihan di bulan Maret 2023 akan kembali ke tarif Perwal Kota Bandung lama tahun 2013 yakni Rp1.000 per 1.000 liter,pungkasnya. (Rie/Red)

×
Berita Terbaru Update