Notification

×

Iklan

Iklan

Ini Pandangan DPRD Soal Catatan Akhir Tahun untuk Pemkot Bandung

Jumat, 09 Desember 2022 | 17:46 WIB Last Updated 2022-12-14T10:53:04Z

KET. FOTO: Ketua Fraksi PSI, PKB, dan PPP DPRD Kota Bandung Erick Darmadjaya menjadi narasumber dalam talk show di Radio PRFM Bandung, Kamis (8/12/2022). Ariel/Humpro DPRD 

BANDUNG.LENTERAJABAR.COM
, -- Ketua Fraksi PSI, PKB, dan PPP DPRD Kota Bandung Erick Darmadjaya menyampaikan pandangannya terkait catatan akhir tahun 2022 untuk Pemerintah Kota Bandung.

Saat hadir sebagai narasumber dalam talk show Opsi di Radio PRFM Bandung, Erick menilai, program-program yang dijalankan oleh Wali Kota Bandung Yana Mulyana pada tahun ini sebagian besar melanjutkan janji politik almarhum Oded M Danial. Program tersebut di antaranya inovasi Youth Space, Buruan Sae, dan Kang Pisman.

"Kang Yana Mulyana meneruskan apa yang menjadi janji politik Kang Oded. Yang dilakukan itu banyak seperti inovasi Youth Space, Buruan Sae, Kang Pisman," kata Erick, Kamis (8/12/2022).

Terkait program yang dilanjutkan oleh Yana tersebut, kata Erick, mendapat beberapa sudut pandang dari masyarakat. Ada yang menilai program tersebut bermanfaat dan tidak bermanfaat, tergantung dari segmentasi sosialnya.

Ia menjelaskan, masyarakat dengan segmentasi menengah dan menengah ke bawah mengaku merasakan manfaat dari program seperti Youth Space, Buruan Sae, dan Kang Pisman.

Sementara masyarakat ekonomi menengah dan menengah ke atas cenderung menginginkan percepatan pembangunan, infrastruktur, dan mengatasi masalah kemacetan.

"Yang merasakan itu menengah, menengah ke bawah, sedangkan menengah ke atas punya pola pikir pembangunan, infrastruktur, dan kemacetan. Itu yang belum terealisasi termasuk perbaikan Teras Cihampelas," katanya.

Soal kemacetan, menurut Erick, itu adalah masalah klise dan menjadi masalah di negara-negara lain seperti Singapura dan Jepang.

Namun, mereka mampu meminimalisir kemacetan tersebut dengan aturan tegas dari pemerintah daerah sebagai regulator.

"Jadi perlu campur tangan pemerintah sebagai regulator, jadi ada otoritas, itu wajib dan harus sebagai pemerintah mengatur kemacetan," ungkap Erick.

Oleh karena itu, kolaborasi dan inovasi dari hulu ke hilir sangat diperlukan karena mengatasi kemacetan tidak semudah itu. Membangun jalan layang saja tidak cukup karena mobil dan penduduk terus bertambah banyak seiring waktu.

"Tidak semudah itu, dengan menambah jalan layang, sedangkan mobil dan penduduk bertambah banyak. Dari hulu ke hilir harus kolaborasi antara daerah, pusat, antar dinas juga. Ini jadi masalah PR bersama," tegasnya.

Walau demikian, Erick menyebut upaya dari Pemerintah Kota Bandung untuk mengatasi berbagai masalah sudah terlihat progresnya. Beberapa di antaranya adalah percepatan pembangunan jalan layang Kiaracondong-Buahbatu, moda transportasi LRT dan BRT, serta Bandung Caang.

"Sudah terpikirkan dan sudah dilakukan, contohnya program Kang Yana untuk percepatan pembangunan fly over Kiracondong Buahbatu, dan LRT, BRT, dan juga Bandung Caang," ujarnya. *

×
Berita Terbaru Update