BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,--Meski belum resmi diluncurkan, program terbaru PD Kebersihan Kota Bandung yakni menabung sampah jadi emas, warga sudah antusias untuk mengikutinya.
Sampai
 saat ini, Bank Sampah Resik PD Kebersihan Kota Bandung pun terus 
menyosialisasikan kepada para nasabah. Bahkan Bank Resik telah 
mengeluarkan 108 keping emas mini untuk para nasabahnya sejak Desember 
2020 lalu.
Hal itu pun 
menjadi indikator yang baik. Itu menunjukan warga semakin bersemangat 
mendapatkan emas mini dengan nilai 0,025 sampai 1 gram dari hasil 
menukar sampah yang telah dipilah.
Direktur
 Bank Sampah Resik, Marina Puspita mengatakan, program menabung sampah 
jadi emas ini saat dikenalkan kepada para nasabah. Awalnya banyak yang 
tidak percaya emas tersebut merupakan emas asli.
"Jadi
 pas kita sodorin emas itu, banyak yang bertanya ini emas asli atau 
bukan? Karena ini emas mini kan," katanya saat ditemui di Bank Sampah 
Resik, Jalan Babakansari 1 No. 64, Kota Bandung
"Kita kampanyenya juga cukup Rp40 ribu bisa dapat emas. Jadi akhirnya banyak juga yang antusias," lanjutnya.
Menurut
 Marina, pihaknya mengutamakan para ibu rumah tangga sebagai sasaran. 
Bank Sampah Resik juga menerima penukaran emas untuk diuangkan atau 
ditukar ke gram yang lebih tinggi.
"Kalau
 ada yang punya 0,1 gram 10 keping, bisa juga ditukar dengan 1 gram. 
Atau mau jual lagi juga bisa kita menerima untuk diuangkan juga," 
ucapnya.
Marina 
menjelaskan, untuk menjadi nasabah di Bank Sampah Resik ada dua proses, 
yakni nasabah individu atau nasabah unit yang mempunyai kepengurusan 
minimal 10 orang.
"Untuk 
individu bisa daftar langsung ke sini, bawa satu kilogram sampah sudah 
bisa menjadi nasabah, tinggal nanti menabung saja. Bisa ikut juga 
program nabung sampah jadi emas itu," ucapnya.
"Kalau yang unit, itu juga kita free pengangkutan sampah kalau di atas 20 kilogram sampai 50 kilogram kita terima," lanjutnya.
Sedangkan
 untuk sampah yang diterima, rata-rata Bank Sampah Resik menerima dus, 
PET (Botol plastik) bersih dan kotor, gelas minuman, macam-macam 
plastik, kresek, botol kaca hingga arsip.
"Tetrapak
 atau bungkus minuman susu yang kotak, kaleng, tembaga, botol kecap, 
kita menerima, dengan harga yang sudah ditentukan juga," ucap Marina.
Ia
 mengungkapkan, dengan program nabung sampah jadi emas ini ada pula 
warga dari luar Kota Bandung yang tertarik dan ingin menjadi nasabah. 
Namun pihaknya hanya menerima dari Kota Bandung saja.
"Kalau
 kota yang lain mungkin bisa mengadopsi program ini juga, tapi memang 
program kita khusus di Kota Bandung saja. Bahkan ada juga dari daerah 
lain yang sampai mau ngekargoin (mengirimkan) sampahnya," katanya.
Sementara
 itu, salah seorang warga, Bambang Ismono mengatakan program dari PD 
Kebersihan Kota Bandung tersebut sangat bagus, karena nilai emas 
cenderung naik dalam dua atau tiga tahun mendatang.
"Kalau
 hanya uang, biasa-biasa saja. Kalau emas, bisa saja nilainya naik. 
Meski pun harganya naik turun, tapi cenderungnya naik dalam 2-3 tahun 
dan itu yang diharapkan," katanya.
Warga
 Jalan Turangga Barat tersebut mengaku awalnya tertarik menjadi nasabah 
Bank Sampah Resik karena menilai sampah memang jadi permasalahan 
tersendiri. Ia berharap sampah juga memiliki nilai tambah agar tidak 
terbuang begitu saja.
"Jadi
 dari problem itu sebetulnya ada peluang. Kalau kita tidak bisa 
mengolahnya sendiri kan sayang. Saya berpikir bagaimana caranya sampah 
jadi nilai tambah buat kita," katanya.
"Walau
 pun sebetulnya suka ada tukang rongsok yang suka ngumpulin, tapi kadang
 mereka harganya dihitung rata. Kalau di sini dipilah itu beda harga 
sebetulnya," ucapnya.(Rie/Red)
 
 

 
 
 
 
