![]() |
Caption : Wali Kota Bandung, Oded M. Danial saat memimpin rapat dengan dinkes di pendopo |
BANDUNG.LENTERJABAR.COM,-Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Dewi Primasari menuturkan, kondisi pandemi memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap permasalahan gizi Balita. Sehingga permasalahan gizi pada tahun 2020 cukup naik.
Sebelumnya,
pada tahun 2019 lalu permasalahan gizi di Kota Bandung di angka 3,22%
atau sebanyak 678 balita dengan gizi buruk dan 3.321 lainnya mengalami
gizi kurang.
Sedangkan pada tahun 2020, naik menjadi 5,33% yakni 1.218 balita gizi buruk dan 4.490 lainnya mengalami gizi kurang.
"Tapi
Balita yang diukur di tahun 2020 juga berkurang. Tahun 2019 sebanyak
132.578 orang, sementara 2020 hanya 107.189 orang, ini karena kondisi
pandemi," beber Dewi.
Menurutnya,
permasalahan gizi buruk tidak hanya terjadi di Kota Bandung saja, tapi
sudah menjadi permasalahan di tingkat nasional.
Ada
beberapa inovasi maupun program yang telah dijalankan untuk menangani
permasalahan gizi. Di antaranya yaitu Beas Bereum, Rembulan, dan
Sigurih.
Beas Beureum
yaitu Bekel Anak Sekolah Bergizi Enak dan Murah, Rembulan yaitu Remaja
Bandung Unggul Tanpa Anemia, dan Sigurih yaitu Studi Intensif Gizi Untuk
Indonesia Hebat.
"Itu penanganan mulai dari level SD, SMP, SMA. Kita ini berbasis sekolah makanya kita bisa kerjakan se Kota Bandung," terangnya.
"Program lain yang berkolaborasi yang saat ini sudah berjalan yang dikomandoi oleh PKK yaitu Bandung Tanginas," imbuhnya.
Adapun
inovasi lainnya yang sudah diterapkan di Kecamatan Bandung Wetan dan
Kecamatan Antapani yaitu Omaba (Ojek Makanan Balita).
Melalui inovasi Omaba, kader PKK akan memasak makanan sehat kemudian mengantarkannya ke rumah Balita penyandang masalah gizi.
"Dan
hampir setiap puskesmas punya inovasi untuk menangani gizi buruk dan
itu macam-macam, diselesaikan sesuai kondisi di wilayahnya, dan Omaba
ini salah satunya," terangnya.
"Kalau
diinventarisir hampir 30 Kecamatan punya inovasi sendiri, karena mereka
menganalisa masing-masing jadi disesuaikan dengan kondisi di
wilayahnya." tuturnya.(Rie/Red)