Notification

×

Iklan

Iklan

InJabar dan Kemenkes RI Kerja Sama Kembangkan Mobile Lab BSL-2

Selasa, 06 Oktober 2020 | 20:17 WIB Last Updated 2020-10-06T13:17:49Z


BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,
--Institut Pembangunan Jawa Barat (InJabar) Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan audiensi kepada gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (6/10/2020).

Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar berujar, kajian pemulihan ekonomi yang dilakukan InJabar bisa menjadi kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar, asalkan terdapat indikator untuk mengukur keberhasilan mulai dari tahap penyelamatan ekonomi hingga penormalan.

Selain menyampaikan kajian pemulihan ekonomi dan penanganan kesehatan dalam audiensi dengan Gubernur Jabar, InJabar Unpad juga melaporkan telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) dalam mengembangkan Mobile Laboratory Biosafety Level-2 (Mobile Lab BSL-2) untuk pengetesan COVID-19 dan tracing massal. 

Direktur Utama InJabar Unpad Keri Lestari Dandan menjelaskan, dalam Mobile Lab BSL-2 ini terdapat main room yang berpisah dengan anteroom dan dilengkapi dengan sistem interlock yang menjamin tidak terjadi kebocoran terhadap lingkungan sekitar.

Prototipe Mobile Lab BSL-2 telah selesai dibuat di Kota Cimahi dan sudah ditinjau pihak Kemenkes RI. 

"Sekarang sedang proses pembuatan kontrak penyediaannya," tambah Keri.

Mobile Lab BSL-2 inovasi Jabar ini pun tengah dalam proses sertifikasi di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) dengan opsi sertifikasi internasional di Singapura.

Keri mengatakan, pihaknya juga masih dalam kerja sama dengan Kemenkes RI untuk mengadakan aplikasi bernama Indonesia Test Trace and Isolation (ITTI) di Mobile Lab BSL-2. Aplikasi ini akan menjadi basis data untuk algoritma penanganan COVID-19. Pada saat tes dan trace massal, terdapat dua data yang dimilili yakni data positif dan negatif. 

"Data postif kemudian dibagi dua lagi, yang memiliki gejala COVID-19 langsung masuk ke rumah sakit rujukan dan yang tanpa gejala akan diisolasi mandiri terpimpin yaitu melalui pemanfaatan IT yang didampingi oleh tenaga kesehatan. Kemudian yang negatif akan diberikan pilihan divaksinasi atau tidak," kata Keri.

Keri berharap, aplikasi berbasis Android ini dapat membantu penanganan COVID-19 secara terpimpin dan sistematis.

"Semua inovasi ini (nantinya) tidak hanya digunakan di Jabar, tapi untuk penanganan COVID-19 secara nasional bersama Kemenkes," ujarnya mengakhiri.(Rie/Red)

×
Berita Terbaru Update