Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi bersama wakil walikota Bandung Yana Mulyana |
BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,-Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi bersama wakil walikota Bandung Yana Mulyana meninjau bangunan bersejarah dua situs peninggalan kolonial Belanda yaitu mata air Tjibadak dan bangunan Gedong Cai yang berlokasi di Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung.Rabu 23 September 2020.
Kunjungan ini dalam rangka mempikkan rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan menata dua tempat tersebut.Menyikapi hal tersebut Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi menyambut baik rencana tersebut.
Meski demikian, ia berharap penataan yang dilakukan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan di sana. Penataan kawasan mata air Tjibadak sebagai ruang publik harus mempertimbangkan ekosistem keberlangsungan air.
Kunjungan ini dalam rangka mempikkan rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan menata dua tempat tersebut.Menyikapi hal tersebut Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi menyambut baik rencana tersebut.
Meski demikian, ia berharap penataan yang dilakukan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan di sana. Penataan kawasan mata air Tjibadak sebagai ruang publik harus mempertimbangkan ekosistem keberlangsungan air.
"Yang penting buat kita kegiatan (penataan) itu tidak menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan sekitar," kata Sonny. Menurutnya, harus ada pihak yang mengawasi jika situs peninggalan itu dijadikan ruang publik.
"Ketika dijadikan ruang publik siapa yang mengawasi, siapa yang menata, merawat dan menjaga. Apakah sudah ramah lingkungan terkait dengan misal, apakah ada tambahan pencemaran sampah, atau limbah dari akibat ruang publik itu, ini harus jadi pertimbangan," katanya.
"Ketika dijadikan ruang publik siapa yang mengawasi, siapa yang menata, merawat dan menjaga. Apakah sudah ramah lingkungan terkait dengan misal, apakah ada tambahan pencemaran sampah, atau limbah dari akibat ruang publik itu, ini harus jadi pertimbangan," katanya.
Dikatakan Sonny, PDAM Tirtawening sudah
mengelola mata air Tjibadak sejak tahun 1974. Meski kontribusi dari mata
air Tjibadak untuk total keseluruhan produksi PDAM kecil, namun sumber
mata air itu sangat berharga.
"Kontribusi untuk total produksi PDAM
tidak terlalu besar karena debit airnya hanya 12 liter per detik.
Artinya kalau dibanding dengan total produksi 2.400 liter per detik
tidak terlalu signifikan," pungkasnya.(Rie/Red)