Notification

×

Iklan

Iklan

Gubernur Jabar: Pariwisata Adalah Bisnis Kebahagiaan

Kamis, 16 Januari 2020 | 08:48 WIB Last Updated 2020-01-16T01:48:14Z

*Caption:* Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menghadiri Pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XIII Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Rabu (15/1/20). (Foto: Aldien/Humas Jabar).

BANDUNG.LENTERAJABAR.COM,-Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat berkomitmen menjadikan sektor pariwisata sebagai lokomotif ekonomi masa depan. Sejumlah upaya dan program pun digagas Pemda Provinsi Jabar guna mewujudkannya.

“Kami serius untuk membuktikan Jawa Barat ini harus menjadi destinasi pariwisata yang semakin baik dan keren,” kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam Pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XIII Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Rabu (15/1/20).

“Dan menjadikan Jawa Barat juara pariwisata adalah yang pertama yang harus dipahami adalah definisinya. Akhirnya saya menemukan definisi versi saya,” tambahnya.

Menurut Emil — sapaan akrab Ridwan Kamil, pariwisata adalah bisnis kebahagiaan. Industri pariwisata diciptakan untuk menarik orang  berkunjung. Apalagi, Jabar memiliki panorama dan kondisi alam yang indah.

“Pariwisata itu definisinya adalah bisnis kebahagiaan. Orang mau bahagia dia mau keluar duit. Bahagia dengan shoping maka ada pariwisata shoping, bahagianya melihat festival maka dia mau jauh-jauh datang menonton festival (misalnya) ke Rio (Brazil), ke Jember, Bandung, dan lainnya,” ucapnya.

“Dia bahagianya spiritualitasnya maka wisatanya umrah, wisata kunjungan. Dia bahagianya event musik, maka dia datang ke konser-konser musik. Jadi, definisi pariwisata itu,” imbuhnya.

Maka jenis kebahagiaan seperti apa yang bisa membuat orang mau datang ke Jawa Barat? Emil mengatakan, industri pariwisata di Jabar bisa disesuaikan dengan kondisi alam dan budaya di setiap daerah.

“Jawa Barat mau memilih bisnis kebahagiaan seperti apa? Ya kita mencari ridho Allah SWT, maka kita pilih bisnis-bisnis kebahagiaan atau pariwisata yang sesuai adat, budaya, syariat agama, supaya kita berkah,” katanya.

Dalam 12 bulan terkahir, menurut Emil, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memajukan dunia pariwisata Jabar. Salah satunya mendorong setiap kabupaten/kota untuk memiliki destinasi wisata unggulan, seperti Kabupaten Pangandaran dengan Pantai Barat dan Timurnya.

“Kami melakukan banyak hal, salah satunya adalah satu destinasi wisata di setiap kabupaten/kota akan kami perbaiki. Seperti wajah baru pantai di Pangandaran,” ucapnya.

“Kemudian kita akan maksimalkan jalur kereta api, tinggal satu ronde lagi dari Banjar ke Pangandaran. Jakarta ke Banjar-nya sudah, Banjar-Pangandaran-nya sedang berproses. Jadi, pariwisata adalah lokomotif ekonomi Jawa Barat ini kami buktikan dengan keberpihakan anggaran dan program-program,” imbuhnya.

Emil menyebut hingga akhir 2019 jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Jabar sekira 66 juta wisatawan.

“Dan tahun lalu kami dianugerahi oleh konsumen sebagai destinasi wisatawan halal terfavorit di seluruh Indonesia mengalahkan provinsi-provinsi lain,” katanya.

Sejalan dengan misi Pemda Provinsi Jawa Barat, gelaran Musda XIII BPD PHRI Jabar kali ini mengangkat tema “PHRI Jawa Barat Turut Menyukseskan Program Pariwisata sebagai Lokomotif Ekonomi Jawa Barat”. Agenda utama musda yakni memilih ketua dan kepengurusan baru BPD PHRI Jabar periode 2020-2025.

Ketua BPD PHRI Jabar Herman Muchtar mengatakan, Jawa Barat memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Namun, kata dia, potensi tersebut akan memberikan dampak positif apabila dikelola dengan baik.

“Jawa Barat dengan potensi di sektor pariwisata sangat luar biasa, semuanya kita punya dan tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia,” kata Herman.

“Persoalan yang kita hadapi adalah bagaimana kita mengolahnya untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana yang diinginkan oleh Gubernur (Jabar), untuk menjadikan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi Jawa Barat dan Jawa Barat menjadi provinsi pariwisata,” lanjutnya.

BPD PHRI Jabar pun menyakini pariwisata bisa menjadi kekuatan ekonomi baru di Jabar. “Saya yakin ini (pariwisata lokomotif ekonomi Jabar) bisa terwujud apabila kita sungguh-sungguh, yakin, serius, siapkan SDM yang memadai, paham, mau berkolaborasi, berkoordinasi terutama dengan dinas atau stakeholder terkait dan pentahelix,” ucap Herman.

Di acara Musda XIII PHRI Jabar ini dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jabar dengan PHRI Jabar tentang Pemberdayaan Produk Kriya Jawa Barat, yang ditandatangani langsung oleh Ketua Dekranasda Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil dengan Ketua BPD PHRI Jabar Herman Muchtar.

Selain itu, ada pula penandatanganan kesepakatan bersama antara Dekranasda Jabar dengan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jabar tentang Pengembangan Produk Kriya Jawa Barat, yang ditandatangani oleh Ketua Dekranasda Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil dengan Ketua GIPI Jabar Herman Muchtar.

Kemudian dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara Dekranasda Jabar dengan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jabar tentang Pengembangan Produk Kriya Jawa Barat, yang ditandatangani juga oleh Ketua Dekranasda Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil dengan Ketua Asita Jabar Budijanto Ardiansjah.(Rel/Rie)

×
Berita Terbaru Update