Notification

×

Iklan

Iklan

Pemprov Jabar akan pasang 600 Titik Wifi di Daerah Blank Spot

Rabu, 28 Agustus 2019 | 16:57 WIB Last Updated 2019-08-28T10:04:56Z
BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,- Komitmen Pemerintah provinsi Jawa Barat .Sebagai daerah berbasis tehnologi informasi berupa pembangunan jaringan internet kepada masyarat di desa terus di lakukan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPM-Desa) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dedi Supandi mengatakan tahun ini Pemprov Jabar akan memasang 600 titik wifi gratis, khususnya di daerah-daerah yang blank spot.

"Terus setelah pemasangan wifi gratis di desa, program turunan yang berkaitan dengan pelayanan publik dan arus informasi dapat berjalan dan direalisasikan secepatnya,” kata Dedi Supandi, di Bandung, Rabu (28/8/2019).

Dedi mengatakan pemasangan wifi menjadi fokus pertama Pemprov Jabar sebab, jika koneksi internet desa baik, program lainnya, seperti Sapa Warga dan One Village One Company (OVOC), dapat terealisasi.

Menurut dia ketimpangan digitalisasi masyarakat pedesaan dengan perkotaan menjadi salah satu problem Jawa Barat dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Untuk menyeselesaikan masalah tersebut, tuturnya  Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar menggagas Desa Digital.

Ia menjelaskan desa digital merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta pelayanan informasi.

Nantinya, seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, koneksi internet akan dibenahi, command center dibangun, dan masyarakat desa dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk unggulan di wilayahnya.

Sejak diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada 10 Desember 2018, Pemprov Jabar sudah memasang wifi di desa-desa blank spot atau desa tidak memiliki koneksi internet sama sekali.

Di sektor perikanan, lanjut dia, sebanyak 1.039 kolam yang menggunakan teknologi smart auto feeder. 

Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunakan gawai dan hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun.

Persentase pendapatan pun melonjak sekira 30 sampai 100 persen dan dengan koneksi internet yang lancar, pemasaran ikan pun dapat dilakukan secara online.

Selain itu, di Ciwidey, Kabupaten Bandung, pemasaran hasil pertanian sudah melalui e-commerce. 

Hal itu tentu saja menguntungkan petani dan konsumen, karena alur distribusi yang kerap melambungkan harga, dapat dipangkas.

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil berharap Desa Digital di Jabar dapat menjadi contoh bagaimana ekosistem digital mampu meningkatkan perekonomian warga desa, sehingga urbanisasi ke kota bukan lagi satu-satunya pilihan untuk meningkatkan taraf kehidupan.

"Itu (Desa Digital Jawa Barat) adalah inovasi besar yang tidak semua tempat di dunia melakukan, jadi saya kira ini contoh. Baru memulai tapi udah diapresiasi, Insyaallah panennya akan luar biasa," katanya.

Salah satu apresiasi diberikan oleh OpenGov, organisasi bertaraf internasional yang memberikan penilaian terhadap kinerja pemerintahan, khususnya untuk inovasi, yang dilakukan pemerintahan di berbagai belahan dunia.

OpenGov memberikan penghargaan 'Recognition of Excellence 2019' untuk Kategori Insiatif Desa Digital kepada Pemprov Jabar dalam ajang Indonesia OpenGov Leadership Forum 2019 di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Penghargaan memang bukan hal terpenting dalam membangun Jabar. Namun, penghargaan dapat menggambarkan bahwa program Desa Digital yang digagas Pemprov Jabar sudah menyentuh ke akar persoalan dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.(Ari/Rel)
×
Berita Terbaru Update