Notification

×

Iklan

Iklan

Munggahan dan Botram, Tradisi Masyarakat Sunda Menjelang dan Saat Ramadan

Jumat, 10 Mei 2019 | 10:30 WIB Last Updated 2019-05-10T07:36:31Z
BANDUNG,LENTERAJABAR.COM,-Munggahan dan botram (makan Bersama) bagi masyarakat Sunda termasuk warga Bandung, sudah menjadi tradisi yang selalu ada menjelang dan saat Ramadan.

Biasanya munggahan dilakukan sehari sebelum tiba saat berpuasa. Dalam situs Wikipedia, munggahan berasal dari Bahasa Sunda, unggah yang berarti naik. Itu bermakna naik ke bulan yang suci atau bulan yang lebih tinggi derajatnya. Sebagaimana dalam ajaran Islam, Ramadan adalah bulan yang 1.000 kali lebih baik dan tinggi derajatnya dari bulan yang lain.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, munggahan berarti tradisi berkumpul dan makan bersama dengan keluarga atau teman untuk menyambut bulan Ramadan.

Tradisi munggahan memang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah. Tujuannya untuk membersihkan diri dari hal-hal yang buruk selama setahun sebelumnya. Selain itu agar terhindar dari perbuatan yang tidak baik selama menjalankan ibadah puasa di Ramadan.

Walau sedikit tergeser oleh arus globalisasi, sebagain warga tetap munggahan. Tentu dengan cara yang beragam. Di antaranya, makan bersama di siang hari bersama keluarga besar, mengundang tetangga untuk mengaji dan mendengarkan ceramah seputar Ramadan. Ada juga yang mudik untuk berkumpul dengan keluarga di kampung halaman atau bahkan berpiknik bersama sanak saudara.

Lain halnya dengan botram (makan bersama). Botram adalah istilah kata sunda yang merujuk pada tradisi makan bersama. Acara makan ini biasa dilakukan bersama-sama di sembarang tempat, bisa di kebun, sawah, pelataran rumah atau di tempat lain dengan tujuan kebersamaan dan mengikat tali persaudaraan.

Botram biasanya di tempat terbuka sambil lesehan beralaskan tikar atau rumput atau bahkan sambil cingogo. Hal yang utama, peserta botram membawa lauk-pauknya dari rumah masing-masing. Sehingga di antara peserta botram saling bertukar makanan.

Saat ini, konsep botram memang sedikit mengalami pergeseran. Kadang kala, makan bersama tanpa membawa dan bertukar makanan pun disebut botram. Bahkan buka puasa bersama (Bukber) di rumah makan atau restoran pun disebut botram.

Terlepas dari pergeseran dan perubahan pada tata caranya, bukber masih membawa ruh filosofi kebersamaan yang diwarisi Botram.

Wargi Bandung,tentu sudah padat jadwal bukbernya. Nah agar memperoleh tambahan pahala, yuk kita isi kegiatan dengan beramal. Botram di panti asuhan pasti lebih keren. Atau bisa juga membagikan iftar untuk teman dan saudara kita di jalan. Asikkan?

Mumpung masih minggu pertama Ramadan, Yuk perbanyak amalan puasa. Dan tak kalah penting, tetap jaga kebersihan ya.(Ari/Red)
×
Berita Terbaru Update