JAKARTA,LENTERAJABAR.COM -
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau bank bjb mencatat pertumbuhan laba bersih pada tahun lalu sebesar 14,4% (yoy), atau mencapai Rp1,56 triliun. Laba bersih ditopang pendapatan bunga yang tumbuh 23,4% (yoy). Di samping itu, bank bjb berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) dari 2,91% menjadi 1,69%.
Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan menyatakan bank bjb terus memperkuat posisi sebagai lembaga intermediasi dengan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 14,2% (yoy).
"Dari sisi segmentasi bank bjb terus meningkatkan penyaluran kredit terhadap sektor bisnis dengan pertumbuhan tertinggi segmen konsumer mencapai 15,7% menjadi Rp44,2 triliun pada Desember 2016," ujarnya saat Analyst Meeting FY 2016 di Grand Ballroom Hotel Ritz Carlton Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Bank dengan kode BJBR itu pun mencatat biaya dana terjaga berada di level 4,9% sehingga net interest margin (NIM) dapat mencapai 7,4%. Adapun dari sisi permodalan, saat ini rasio kecukupan (CAR) mencapai 18,4%, yang mana dapat memberikan ruang untuk ekspansi bisnis ke depan.
Untuk memberikan likuiditas bank, pada akhir tahun lalu bank bjb melakukan corporate action dengan menerbitkan medium term notes (MTN) atau obligasi sebesar Rp1,1 triliun. "Dana obligasi ini akan digunakan untuk sokongan ekspansi tahun ini."
Beberapa pencapaian tersebut merupakan bentuk konsistensi pelaksanaan good corporate governance sehingga pada tahun lalu bank bjb mendapatkan penghargaan "Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI)" dari The Indonesian Institute for Corporate Governance.
Di samping itu, bank bjb memperoleh penghargaan dari OJK sebagai bank terbaik kategori buku III pada ajang Sustainable Finance Award 2016. "Hal ini sebagai bentuk pengakuan bank bjb untuk terus tumbuh berkelanjutan," pungkasnya.(Fr/Ra)
