Notification

×

Iklan

Iklan

Lahan Pertanian Kebanjiran, Transmigran Waduk Jatigede Jadi Kuli di Kalsel

Selasa, 21 Mei 2019 | 10:27 WIB Last Updated 2019-05-22T03:29:05Z
BALANGAN,LENTERAJABAR.COM,- Warga ‘gusuran’ Waduk Jatigede yang direlokasi menjadi transmigran di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Lajar Papuyuan, Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan sudah sepuluh tahun hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.

Lahan pertanian yang diberikan pemerintah kepada mereka, tidak lagi, bisa menjadi sandaran hidup. Lahan berupa tanah gambut, sudah beberapa tahun ini terendam banjir. Padi yang mereka tanah tidak bisa dipanen.

Agar warganya bisa kembali bercocok tanah, Kadisnakertrans Jabar dan tim datang ke lokasi transmigrasi untuk bertemu warga yang sebelumnya bertempat tinggal Kampung Sindangasih, Desa Sirnasari Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang.

“Total warga yang transmigrasi ke UPT Lajar Papuyuan ada 25 KK,” kata Kadisnakertrans Jabar Ade Afriandi dalam rilis yang diterima , Selasa, 21 Mei 2019.

Dari 25 KK itu, yang saat ini masih menjadi petani hanya tersisa 14 KK saja, 11 KK lainnya banting stir menjadi kuli bangunan di Kabupaten Tabalong dan sekitarnya.

Transmigran Jabar banting stir karena kebutuhan hidup semakin tinggi, untuk biaya sekolah anak, terutama, yang anaknya sudah SMA.

“Mereka bersekolah di Kota Tanjung, Ibukota Kabupaten Tabalong, dan agar mampu membiayai sekolahnya, mereka dititipkan di Panti-panti di Kota Tanjung,” jelas Ade Afriandi.

Selain bersilaturahmi dengan 14 transmigran asal Jabar yang tersisa, di UPT Lajar Papuyuan Kadisnakertrans Jabar dan tim juga berbincang-bincang dengan Kadisnakertrans Kabupaten Balangan, Kabid Transmigrasi Disnakertrans Provinsi Kalsel.

Awalnya menghuni dan mengolah lahan UPT Papuyuan tidak ada masalah, transmigran mampu panen padi dan tanaman palawija lainnya.

Masalah muncul tahun 2013, sering gagal panen karena lahan pertanian yang berada di lahan gambut, tidak bisa surut lagi airnya.

Faktor lainnya, selain lahan Gambut, adalah saluran air sungai sudah menyempit dan dipenuhi tumbuhan, aliran air yang berasal dari wilayah Kab. Tabalong, serta air limbah dari proyek pertambangan/batubara.

Untuk keberlangsungan pertanian, tahun 2013 Pemda Kab. Balangan memberikan bibit Sawit untuk ditanam.

“Pohon Sawit itu tumbuh memenuhi lahan UPT, tetapi sudah 7 tahun sejak tumbuh, tidak pernah berbuah karena pohon sawitnya terendam sepanjang tahun,” pungkasnya.(Rel/Ari)
×
Berita Terbaru Update